Indikator
keberhasilan untuk percobaan uji Liebermann-Burchard yaitu berubahnya larutan
menjadi kegelap-gelapan dari sebelumnya. Warna kehitam-hitaman itu dikarenakan
adanya sistem terkonjugasi dari struktur triterpen dalam percobaan. Dalam
percobaan yang kami lakukan, didapat nilai dari kandungan triterpen adalah +3,
karena terbentuk warna hijau kehitam-hitaman yang awalnya berwarna hijau
jernih. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan triterpen dan steroid pada daun
jambu batu berjumlah banyak.
Sedangkan
pada uji busa daun jambu batu dalam percobaan, nilai yang didapatkan adalah +3,
karena busa yang terbentuk setelah ditambahkan air dan dikocok kuat-kuat sangat
banyak dan mampu bertahan lama dalam tabung reaksi. Tingginya busa dalam hasil
ekstraksi lebih dari 3 cm tepatnya 4 cm. Hasil ini menunjukkan bahwa pada daun
jambu batu, sangat banyak jumlah saponin yang terkandung dalam ekstraknya.
Setelah
dilakukan Kromatografi lapis tipis, Rf dari jambu batu yang didapat yaitu dalam
perhitungan berikut.
Perhitungan
Rf :
2,0 cm à
Rf =
0,50
Rf
triterpen yang didapat dari literatur dengan eluen diklorometana dan heksana
adalah 0,92 (Fernando, et.al., 2009).
Data diatas, kurang sesuai dengan literatur yang didapat dalam referensi.
Rf triterpen yang didapat saat praktikum kurang sesuai dengan literatur, hal
ini dimungkinkan karena eluen yang sudah lama di botol dalam kondisi lingkungan
yang tidak sesuai, atau dalam percobaan yang kita dapat bukan merupakan
triterpen atau senyawa lain yang mempunyai sifat yang hampir sama dengan
triterpen. Senyawa Triterpen mempunyai sifat nonpolar, untuk eluen yang
digunakan dalam percobaan ini bersifat nonpolar, sehingga keduanya sama-sama nonpolar.
Pada uji
Kromatografi Lapis Tipis sebelum diberi Asam Sulfat yang tampak dalam pelat KLT
setelah disinari dengan UV adalah adanya senyawa steroid. Sedangkan tujuan
diberi Asam Sulfat agar salah satu senyawa turunan triterpen
terlihat oleh UV. Adanya warna pada pelat setelah
dikeringkan sesudah diberi Asam Sulfat disebabkan adanya resonansi sehingga
timbul warna tertentu.
Terpena merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada getah dan vakuola
selnya. Pada tumbuhan, senyawa-senyawa golongan
terpena dan modifikasinya, terpenoid, merupakan metabolit sekunder. Dari segi geometrinya senyawa
terpenoid merupakan senyawa hidrokarbon isometrik yang juga terdapat pada
lemak/minyak esensial (essential oils), yaitu sejenis lemak yang sangat
penting bagi tubuh. Manfaat senyawa terpenoid bagi tubuh
manusia sendiri yaitu membantu tubuh dalam proses sintesa organik dan
pemulihan sel-sel tubuh. Selain itu juga menambah daya tahan tubuh bagi
manusia.
Contoh turunan
terpen yang mempunyai gugus isoprena didalamnya, dalam hal ini monoterpen yang
disebut β-Mircena.
Selain itu ada
juga salah satu jenis senyawa yang mengandung gugus diterpen yang disebut Cembren.
Senyawa
steroid merupakan jenis senyawa yang komponen organiknya berisi sebuah susunan
kerangka karakteristik dari empat cincin sikloalkana yang saling berikatan satu
dengan yang lainnya. Steroid mempunyai manfaat yang banyak dalam tubuh terutama
sebagai hormon dalam tubuh. Hormon steroid mampu disintesis sendiri oleh tubuh
manusia dan juga disintesis tumbuhan-tumbuhan dan hewan. Manfaat hormon steroid
yang lain yaitu untuk menurunkan berat badan, terutama untuk penderita
obesitas, diabetes, dan lupus. Selain
itu, senyawa steroid juga mampu meningkatkan kekebalan tubuh.
Saponin
merupakan kelompok senyawa organik yang banyak didapatkan dari alam, senyawa
saponin juga merupakan senyawa metabolit sekunder yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia. Saponin bagi tubuh manusia berfungsi untuk menurunkan berat tubuh
manusia.
Data Fisik dan Kimia
Ø Dikloro metana
v General
Synonyms: HCC 30, methane dichloride, methylene
chloride, methylene dichloride, aerothene MM, DCM, narkotil, solaesthin,
solmethine, NCI-C50102, R 30, methylene bichloride, Freon 30
Molecular formula: CH2Cl2
Molecular formula: CH2Cl2
v
Physical data
Appearance: colourless liquid
Melting point: -97 C
Boiling point: 40 C
Vapour density: 2.9
Vapour pressure: 6.8 psi at 20 C
Specific gravity: 1.32
Flash point: none
Explosion limits: 14 % - 22%
Autoignition temperature: 661 C
Water solubility: slight
Melting point: -97 C
Boiling point: 40 C
Vapour density: 2.9
Vapour pressure: 6.8 psi at 20 C
Specific gravity: 1.32
Flash point: none
Explosion limits: 14 % - 22%
Autoignition temperature: 661 C
Water solubility: slight
v
Stability
Stable.
Incompatible with alkali metals, aluminium, strong oxidizing agents, strong
caustics, some forms of plastic, titanium. A small amount of added amylene (1-pentene)
may be present to enhance stability.
Ø
Ethanol
v
Physical and Chemical
Properties
Physical State: Clear liquid
Appearance: colorless
Odor: Mild, rather pleasant, like wine or whis
pH: Not available.
Vapor Pressure: 59.3 mm Hg @ 20 deg C
Vapor Density: 1.59
Evaporation Rate:Not available.
Viscosity: 1.200 cP @ 20 deg C
Boiling Point: 78 deg C
Freezing/Melting Point:-114.1 deg C
Decomposition Temperature:Not available.
Solubility: Miscible.
Specific Gravity/Density:0.790 @ 20°C
Molecular Formula:C2H5OH
Molecular Weight:46.0414
Section 10 - Stability and Reactivity
Chemical Stability: Stable under normal temperatures and pressures.
Conditions to Avoid: Incompatible materials, ignition sources, excess
heat, oxidizers.
Incompatibilities with Other Materials: Strong oxidizing agents, acids,
alkali metals, ammonia, hydrazine, peroxides,
sodium, acid anhydrides, calcium hypochlorite, chromyl chloride, nitrosyl
perchlorate, bromine pentafluoride, perchloric
acid, silver nitrate, mercuric nitrate, potassium-tert-butoxide,
magnesium perchlorate, acid chlorides, platinum, uranium
hexafluoride, silver oxide, iodine heptafluoride, acetyl bromide,
disulfuryl difluoride, tetrachlorosilane + water, acetyl
chloride, permanganic acid, ruthenium (VIII) oxide, uranyl perchlorate,
potassium dioxide.
Hazardous Decomposition Products: Carbon monoxide, irritating and toxic
fumes and gases, carbon dioxide.
Hazardous Polymerization: Will not occur.
Ø
Sulfuric Acid
v
General
Synonyms:
oil of vitriol, mattling acid, vitriol, battery acid, dipping acid, electrolyte
acid, vitriol brown oil, sulphuric acid
Molecular formula: H2SO4
Molecular formula: H2SO4
v
Physical data
Appearance:
Colourless oily liquid
Melting point: -2 C
Boiling point: 327 C
Specific gravity: 1.84
Vapour pressure: <0.3 mm Hg at 20 C (vapour density 3.4)
Flash point:
Explosion limits:
Autoignition temperature:
Water solubility: miscible in all proportions
Melting point: -2 C
Boiling point: 327 C
Specific gravity: 1.84
Vapour pressure: <0.3 mm Hg at 20 C (vapour density 3.4)
Flash point:
Explosion limits:
Autoignition temperature:
Water solubility: miscible in all proportions
v
Stability
Stable, but
reacts with moisture very exothermically, which may enhance its ability to act
as an oxidizing agent. Substances to be avoided include water, most common
metals, organic materials, strong reducing agents, combustible materials,
bases, oxidising agents. Reacts violently with water - when diluting
concentrated acid, carefully and slowly add acid to water, not the reverse.
Reaction with many metals is rapid or violent, and generates hydrogen
(flammable, explosion hazard).
Ø
Ether
v
General
Synonyms: ether, ethyl ether,
ethoxyethane, 1,1'-oxybis ethane, diethyl oxide, aether, ethyl oxide, aether,
anesthetic ether, rcra waste number U117, solvent ether
Molecular formula: C4H10O
Molecular formula: C4H10O
v
Physical data
Appearance: colourless liquid
Melting point: -116 C
Boiling point: 34.6 C
Specific gravity: 0.71
Vapour pressure: 400 mm Hg at 18 C
Flash point: -40 C
Explosion limits: 1.7% - 48%
Autoignition temperature: 170 C
Water solubility: 6.9% (20 C)
Melting point: -116 C
Boiling point: 34.6 C
Specific gravity: 0.71
Vapour pressure: 400 mm Hg at 18 C
Flash point: -40 C
Explosion limits: 1.7% - 48%
Autoignition temperature: 170 C
Water solubility: 6.9% (20 C)
v Stability
Stable, but light-sensitive,
sensitive to air. May contain BHT (2,6-di-tert-butyl-4-methylphenol) as a
stabilizer. Substances to be avoided include zinc, halogens, halogen-halogen
compounds, nonmetals, nonmetallic oxyhalides, strong oxidizing agents, chromyl
chloride, turpentine oils, turps substitutes, nitrates, metallic chlorides.
Extremely flammable. This material is a serious fire
and explosion risk. Vapour may travel considerable distances to ignition
sources, which need not be an open flame, but may be a hot plate, steam pipe,
etc. Vapour may be ignited by the static electricty which can build up when
ether is being poured from one vessel into another. If large quantities of
material are being poured, suitable precautions must be taken.
0 komentar:
Posting Komentar