Rekristalisasi
adalah proses melarutkan zat padat tidak murni dalam pelarut panas, yang
dilanjutkan dengan pendinginan larutan tersebut untuk membiarkan zat tersebut
mengkristal, dan ditentukan keberhasilannya dengan memilih pelarut yang tepat.
Titik leleh senyawa murni adalah suhu dimana fasa padat dan fasa cair senyawa
tersebut berada dalam kesetimbangan pada tekanan 1 atm.
Sublimasi
zat padat analog dengan proses distilasi
dimana zat padat berubah langsung menjadi gasnya tanpa melalui fasa cair,
kemudian terkondensasi menjadi padatan. Termasuk dalam cara pemisahan dan
sekaligus pemurnian zat padat.
Kriteria pelarut yang baik:
a. Tidak bereaksi dengan zat padat yang
akan dikristalisasi.
b. Zat padatnya harus memiliki kelarutan
terbatas (sebagian) atau relatif tidak larut dalam pelarut pada suhu kamar.
c. Zat padatnya memiliki kelarutan yang
tinggi (larut baik) dalam suhu didih pelarutnya.
d. Titik didih pelarut tidak melebihi
titik leleh zat padat yang akan direkristalisasi.
e. Zat pengotor yang tak diinginkan
harus sangat larut dalam pelarut pada suhu kamar atau tidak larut dalam pelarut
panas.
Ø Kalibrasi
Termometer
Pada saat kalibrasi
temometer, pertama kali suhu hanya turun sampai 100C setelah
dimasukkan ke dalam air es. Hal ini disebabkan karena kami hanya meletakkan
ujung termometer ke dalam air es bukan tepat pada es. Sehingga yang terukur
adalah campuran suhu es dan air. Setelah itu kami mendekatkan ujung termometer
langsung ke bongkahan es. Akhirnya termometer menunjukkan suhu 00C
yang merupakan titik leleh air. Sehingga dapat disimpulkan bahwa termometer
dapat digunakan untuk percobaan-percobaan berikutnya.
Ø Kristalisasi
Asam Benzoat dalam air
Berdasarkan
percobaan kristalisasi asam benzoat dalam air yang kami lakukan, asam benzoat
murni yang kami peroleh ialah sebanyak 0,92 gram dari asam benzoat kotor yang
sebelumnya memiliki berat 1.5 gram. Dari data-data ini, kami memperoleh
perolehan kembali asam benzoat murni sebesar 61,333 %. Berdasarkan literatur,
hasil perolehan kembali yang baik haruslah lebih besar dari 85%. Sedangkan
hasil perolehan kembali yang kami dapatkan justru di bawah itu.
Ø Sublimasi
Yang
dibahas pada percobaan sublimasi ini pada dasarnya sama dengan percobaan
kristalisasi asam benzoat, yakni mengenai hasil perolehan kembalinya serta
titik lelehnya. Pada percobaan sublimasi ini kami memperoleh massa kamper murni
sebanyak 0.25 gram dari kamper kotor yang sebelumnya bermassa 1 gram. Dengan
begitu kami memperoleh hasil perolehan kembali sebesar 25 %. Berdasarkan
literatur, hasil perolehan kembali yang kami peroleh berada di bawah batas
seharusnya, yakni seharusnya didapat perolehan kembali sebesar 85 %. Hal ini
terjadi karena pada saat memindahkan kamper murni dari media sublimasi ke media
penyimpan dengan cara dikerik, banyak kerikan kamper murni yang bertumpahan ke
sekitar media penyimpan disebabkan lebih kecilnya ukuran media penyimpan
dibandingkan dengan media sublimasi. Selain itu, kami kurang teliti dalam
mengerik kamper murni dari media sublimasi sehingga masih ada yang tertinggal
pada media sublimasi.
Kamper
murni yang merupakan hasil percobaan yang kami lakukan memiliki titik leleh
dengan trayek 61 - 70 °C. Berdasarkan literatur hasil ini kurang baik sebab
trayek yang baik ialah trayek dengan jarak sebesar 1 – 2 °C. Kemudian dari
titik lelehnya itu sendiri, titik leleh kamper murni yang kami dapatkan melalui
percobaan lebih rendah daripada titik leleh kamper murni berdasarkan literatur,
yang memiliki range 76 - 78 °C. Kedua hal ini dapat terjadi karena pada saat
kami memindahkan kamper murni dari media sublimasi ke media penyimpan, ada
beberapa kamper yang berjatuhan. Lalu kamper yang berjatuhan tersebut kami
masukkan lagi ke media penyimpan.
VI. Lampiran
Material
Safety Data Sheet
·
Asam Benzoat
Tipe Bahaya/Kontak
|
Bahaya/Gejala
|
Pencegahan
|
Pertolongan Pertama/Pemadaman
|
Kebakaran
|
Dapat
terbakar.
|
Dilarang
dekat-dekat dengan api.
|
Bubuk,
busa, karbon dioksida.
|
Ledakan
|
Partikel
yang dapat terdispersi dengan baik di udara dapat menyebabkan ledakan.
|
Sistem
tertutup dan adanya ventilasi.
|
Jika
terjadi kebakaran, penanganan sama dengan kebakaran.
|
Kontak
|
|||
Terhirup
|
Batuk,
tenggorokan kering.
|
Local
exhaust, perlindungan pernafasan.
|
Udara
segar, istirahat.
|
Kulit
|
Kemerahan,
rasa terbakar, gatal-gatal.
|
Sarung
tangan pelindung.
|
Lepaskan
pakaian yang terkontaminasi, basuh kulit dengan air dan sabun.
|
Mata
|
Kemerahan,
kesakitan.
|
Goggles.
|
Pertama,
bersihkan dengan air selama beberapa menit (apabila ada lensa kontak,
lepaskan), lalu bawa ke dokter.
|
Tertelan
|
Sakit
perut, muntah.
|
Dilarang,
makan, minum, dan merokok selama bekerja.
|
Bersihkan
mulut, usahakan untuk muntah, rujukan medis.
|
·
Karbon (Charcoal)
Tipe Bahaya/Kontak
|
Bahaya/Gejala
|
Pencegahan
|
Pertolongan Pertama/Pemadaman
|
Kebakaran
|
Tidak
mudah terbakar.
|
Semprotan
air.
|
|
Ledakan
|
Tidak
mudah meledak.
|
Jika
terjadi kebakaran, penanganan sama dengan kebakaran.
|
|
Kontak
|
|||
Terhirup
|
Dapat
menyebabkan iritasi pada membran mukus.
|
Local
exhaust, perlindungan pernafasan.
|
Udara
segar, istirahat.
|
Kulit
|
Iritasi
kulit
|
Sarung
tangan pelindung.
|
Lepaskan
pakaian yang terkontaminasi kemudian cuci sebelum dipakai kembali, basuh
kulit dengan air dan sabun.
|
Mata
|
Iritasi
mata.
|
Goggles.
|
Pertama,
bersihkan dengan air selama 15 menit (apabila ada lensa kontak, lepaskan),
lalu bawa ke dokter.
|
Tertelan
|
Tidak
diketahui
|
Dilarang,
makan, minum, dan merokok selama bekerja.
|
Panggil
medis segera.
|
·
Kamper
Tipe Bahaya/Kontak
|
Bahaya/Gejala
|
Pencegahan
|
Pertolongan Pertama/Pemadaman
|
Kebakaran
|
Dapat
terbakar, gas atau busa dapat menyebabkan iritasi atau keracunan.
|
Dilarang
dekat-dekat dengan api.
|
Bubuk,
busa, spray air, karbon dioksida.
|
Ledakan
|
Diatas
660C dalam penguapan, dapat meledak, partikel yang dapat
terdispersi dengan baik di udara dapat menyebabkan ledakan.
|
Sistem
tertutup dan adanya ventilasi apabila sudah 660C.
|
|
Kontak
|
Cegah
dispersi bubuknya!
|
||
Terhirup
|
Batuk,
tenggorokan kering.
|
Ventilasi,
local exhaust, perlindungan
pernafasan.
|
Udara
segar, pernafasan buatan jika diperlukan, rujuan medis.
|
Kulit
|
Kemerahan.
|
Sarung
tangan pelindung.
|
Lepaskan
pakaian yang terkontaminasi, basuh kulit dengan air dan sabun.
|
Mata
|
Kemerahan,
kesakitan.
|
Goggles.
|
Pertama,
bersihkan dengan air selama beberapa menit (apabila ada lensa kontak,
lepaskan), lalu bawa ke dokter.
|
Tertelan
|
Rasa
terbakar di tenggorokan dan dada, muntah, diare, sakit kepala, kejang,
pingsan.
|
Dilarang,
makan, minum, dan merokok selama bekerja.
|
Bersihkan
mulut, masukkan sedikit norit kr dalam air minum, lalu minum, pernafasan
bantuan jika diperlukan, rujukan medis.
|
sblumnya maaf ya udah nanya-nanya.. kalo boleh tahu blog kamu ini pake template apa ya ?
BalasHapusDari btemplates.com trus edit2 sendiri otodidak
BalasHapus