Kromatografi adalah
suatu metode untuk memisahkan senyawa organik dan anorganik sehingga senyawa
tersebut dapat dianalisis dan dipelajari. Kromatografi adalah suatu metode
fisik yang baik sekali untuk mengamati dan menyelidiki suatu campuran dan
pelarutnya. Prinsip dan teknik dasar lebih detail dapat dipelajari pada bab
Prinsip dan Teknik Pemisahan dan Pemurnian, sub bab Kromatografi Kolom dan
Kromatografi latis Tipis (KLT).
Kunyit merupakan salah
satu tumbuhan yang sudah sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Rimpang (Rhizoma)
dari tumbuhan ini biasa digunakan sebagai bahan warna kuning dalam industri
tekstil tradisional serta digunakan sebagai bumbu masakan, di samping
kegunaannya dalam obat tradisional. Nama latin dari kunyit adalah Curcuma
longa yang termasuk dalam famili Zingeberaceae (temu‐temuan).
Komponen aktif dari rimpang kunyit adalah kurkumin (E,E)‐1,7‐bis(4‐hidroksi‐3‐metoksifenil)‐1,6‐heptadien‐3,5‐on)
yang biasanya terdapat 1,5‐2% dari berat rimpang kunyit kering.
Struktur senyawa ini ditentukan tahun 1910 oleh V. Lampe dan merupakan diarilheptanoid
yang pertama ditemukan. Kurkumin juga dapat disintesis di laboratorium.
Kurkumin dilaporkan memiliki sifat antikanker dan antitumor. Analog kurkumin
telah dilaporkan pula mampu menghambat enzim HIV‐1 integrase.
Pada percobaan kali ini kita menggunakan reagen
Diklorometana. Diklorometana berfungsi untuk melarutkan Kurkumin. Cucumin
bersifat nonpolar, sedangkan diklorometana pun bersifat nonpolar dan organik. Silika
gel pada kolom kromatografi berfungsi sebagai fasa diam dan sebagai absorben.
Silika gel ini bersifat polar, sehingga senyawa yang bersifat nonpolar dapat
dengan mudah terpisah dan lewat dalam fasa diam yang polar ini. Diklorometana :
MeOH = 99: 1 berfungsi sebagai eluen dari fasa bergeraknya, yaitu Kurkumin
beserta senyawa di dalamnya. Diklorometana : MeOH = 99 : 1 bersifat nonpolar
sehingga senyawa-senyawa dalam Kurkumin yang bersifat nonpolar dapat turun
dengan cepat, tentunya dengan melewati silika gel terlebih dahulu sebagai fasa
diam. Dengan ini senyawa-senyawa yang bersifat nonpolar dapat lebih dahulu
terpisah, sedangkan senyawa yang bersifat lebih polar lebih lama terpisahnya,
akan tetapi dapat tetap turun karena diklorometana : MeOH = 99 : 1 lebih
bersifat nonpolar, sehingga dapat mendesak senyawa yang lebih polar pada silika
gel turun.
Pada kromatografi lapis tipis, digunakan dua macam eluen,
yaitu diklorometana : MeOH = 97 : 3 dan 99 : 1. Dua macam eluen ini berbeda
sifat kepolarannya. Pada eluen 97:3, eluen lebih bersifat polar dibandingkan
99:1, karena MeOH adalah pelarut polar yang memiliki gugus –OH dengan pasangan
elektron bebas.
Komponen yang terdapat di dalam Kurkumin yang dianalisa dari
hasil kromatografi adalah Kurkumin, demetoksi Kurkumin, dan bisdemetoksi
kurkumin. Dinamakan demetoksi Kurkumin karena hilangnya satu gugus metoksi pada
struktur Kurkumin, sedangkan dinamakan bisdemetoksi Kurkumin karena hilangnya
dua gugus metoksi pada Kurkumin. Tingkat kepolaran antara Kurkumin, demetoksi Kurkumin,
dan bisdemetoksi Kurkumin diakibatkan hilangnya gugus metoksi pada struktur Kurkumin.
Dari ketiga komponen diatas, yakni Kurkumin, demetoksi Kurkumin,
dan bisdemetoksi Kurkumin, yang bersifat paling polar adalah bisdemetoksi Kurkumin.
Hal ini dikarenakan dari ketiganya, molekul bisdemetoksi kurkumin berukuran
paling kecil sehingga menambah kepolaran senyawanya. Dari percobaan
Kromatografi Lapis Tipis sebelum di kromatografi kolom, Kurkumin berada pada
posisi paling atas pada pelat kromatografi lapis tipis, dibawahnya ada demetoksi
kurkumin, dan yang paling bawah adalah bisdemetoksi kurkumin. Hal itu
menunjukkan bahwa kurkumin adalah senyawa yang lebih non polar dibanding 2
senyawa lainnya, sedangkan bisdemetoksi kurkumin merupakan senyawa yang lebih
polar daripada 2 senyawa lain.
Setelah dilakukan kromatografi kolom, jumlah senyawa yang
tersisa pada pelat kromatografi lapis tipis hanya 2. Hal ini dikarenakan
senyawa bisdemetoksi kurkumin tertahan saat dilakukan kromatografi kolom.
Bisdemetoksi kurkumin tertahan oleh silika saat kromatografi kolom dilakukan,
sehingga senyawa yang diuji kromatografi lapis tipis hanya tinggal 2 senyawa
saja.
Manfaat refluks yaitu memisahkan zat-zat pengotor yang
masih bercampur dengan zat-zat yang akan diuji dengan kromatografi. Sehingga
pemisahan zat lebih mudah dan diperoleh hasil yang lebih banyak daripada tanpa
merefluks. Prinsip utama dari refluks adalah memurnikan zat dengan cara
penguapan secara kondensasi.
Biosintesis
kurkumin mempunyai dua buah mekanisme. Mekanisme pertama yaitu keterlibatan
sebuah reaksi penggabungan ikatan oleh asam sinamat dan molekul 5
malonyl-CoA yang akhirnya membentuk sebuah kurkuminoid. Mekanisme kedua yaitu
keterlibatan dua unit sinamat yang berpasangan bersama dengan malonyl-CoA.kedua
mekanisme menggunakan asam sinamat sebagai titik awal yang diturunkan dari asam
amino phenylalanine.
Lampiran
Ø Kurkumin
·
Bentuk fisik dan tampilan :
Padat
·
Massa molekul : 368,39 g/mol
·
Warna :
Jingga. Jingga-kekuningan.
·
Kelarutan :
Sangat sedikit terlarut dalam aseton. Tidak larut dalam air dingin dan dietil
eter.
Ø Dikloro metana
v General
Synonyms: HCC 30, methane dichloride, methylene
chloride, methylene dichloride, aerothene MM, DCM, narkotil, solaesthin,
solmethine, NCI-C50102, R 30, methylene bichloride, Freon 30
Molecular formula: CH2Cl2
Molecular formula: CH2Cl2
v
Physical data
Appearance: colourless liquid
Melting point: -97 C
Boiling point: 40 C
Vapour density: 2.9
Vapour pressure: 6.8 psi at 20 C
Specific gravity: 1.32
Flash point: none
Explosion limits: 14 % - 22%
Autoignition temperature: 661 C
Water solubility: slight
Melting point: -97 C
Boiling point: 40 C
Vapour density: 2.9
Vapour pressure: 6.8 psi at 20 C
Specific gravity: 1.32
Flash point: none
Explosion limits: 14 % - 22%
Autoignition temperature: 661 C
Water solubility: slight
v
Stability
Stable. Incompatible with alkali
metals, aluminium, strong oxidizing agents, strong caustics, some forms of
plastic, titanium. A small amount of added amylene (1-pentene) may be present to enhance
stability.
Ø N-heksana
MSDS
Name: Hexane
MSDS
Preparation Date: 06/19/2009
Synonyms
or Generic ID: n-Hexane, Hexyl-hydride, Dipropyl, normal-Hexane, Hex.
State: Liquid Appearance: colorless
Odor: Gasoline Like
Boiling Point (C): 62-69°C ,760mm HG
pH: not available
Specific Gravity: 0.678
Vapor Pressure (mm Hg): 151mm Hg @ 25°C Vapor Density
(AIR=1): 2.97
Solubility in Water: insoluble
0 komentar:
Posting Komentar