Kamis, 12 Juli 2012

Kromatografi Kolom dan Kromatografi Lapis Tipis


Kromatografi adalah suatu metode untuk memisahkan senyawa organik dan anorganik sehingga senyawa tersebut dapat dianalisis dan dipelajari. Kromatografi adalah suatu metode fisik yang baik sekali untuk mengamati dan menyelidiki suatu campuran dan pelarutnya. Prinsip dan teknik dasar lebih detail dapat dipelajari pada bab Prinsip dan Teknik Pemisahan dan Pemurnian, sub bab Kromatografi Kolom dan Kromatografi latis Tipis (KLT).
Kunyit merupakan salah satu tumbuhan yang sudah sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Rimpang (Rhizoma) dari tumbuhan ini biasa digunakan sebagai bahan warna kuning dalam industri tekstil tradisional serta digunakan sebagai bumbu masakan, di samping kegunaannya dalam obat tradisional. Nama latin dari kunyit adalah Curcuma longa yang termasuk dalam famili Zingeberaceae (temutemuan). Komponen aktif dari rimpang kunyit adalah kurkumin (E,E)1,7bis(4hidroksi3metoksifenil)1,6heptadien3,5on) yang biasanya terdapat 1,52% dari berat rimpang kunyit kering. Struktur senyawa ini ditentukan tahun 1910 oleh V. Lampe dan merupakan diarilheptanoid yang pertama ditemukan. Kurkumin juga dapat disintesis di laboratorium. Kurkumin dilaporkan memiliki sifat antikanker dan antitumor. Analog kurkumin telah dilaporkan pula mampu menghambat enzim HIV1 integrase.

Pada percobaan kali ini kita menggunakan reagen Diklorometana. Diklorometana berfungsi untuk melarutkan Kurkumin. Cucumin bersifat nonpolar, sedangkan diklorometana pun bersifat nonpolar dan organik. Silika gel pada kolom kromatografi berfungsi sebagai fasa diam dan sebagai absorben. Silika gel ini bersifat polar, sehingga senyawa yang bersifat nonpolar dapat dengan mudah terpisah dan lewat dalam fasa diam yang polar ini. Diklorometana : MeOH = 99: 1 berfungsi sebagai eluen dari fasa bergeraknya, yaitu Kurkumin beserta senyawa di dalamnya. Diklorometana : MeOH = 99 : 1 bersifat nonpolar sehingga senyawa-senyawa dalam Kurkumin yang bersifat nonpolar dapat turun dengan cepat, tentunya dengan melewati silika gel terlebih dahulu sebagai fasa diam. Dengan ini senyawa-senyawa yang bersifat nonpolar dapat lebih dahulu terpisah, sedangkan senyawa yang bersifat lebih polar lebih lama terpisahnya, akan tetapi dapat tetap turun karena diklorometana : MeOH = 99 : 1 lebih bersifat nonpolar, sehingga dapat mendesak senyawa yang lebih polar pada silika gel turun.
Pada kromatografi lapis tipis, digunakan dua macam eluen, yaitu diklorometana : MeOH = 97 : 3 dan 99 : 1. Dua macam eluen ini berbeda sifat kepolarannya. Pada eluen 97:3, eluen lebih bersifat polar dibandingkan 99:1, karena MeOH adalah pelarut polar yang memiliki gugus –OH dengan pasangan elektron bebas.
Komponen yang terdapat di dalam Kurkumin yang dianalisa dari hasil kromatografi adalah Kurkumin, demetoksi Kurkumin, dan bisdemetoksi kurkumin. Dinamakan demetoksi Kurkumin karena hilangnya satu gugus metoksi pada struktur Kurkumin, sedangkan dinamakan bisdemetoksi Kurkumin karena hilangnya dua gugus metoksi pada Kurkumin. Tingkat kepolaran antara Kurkumin, demetoksi Kurkumin, dan bisdemetoksi Kurkumin diakibatkan hilangnya gugus metoksi pada struktur Kurkumin.
Dari ketiga komponen diatas, yakni Kurkumin, demetoksi Kurkumin, dan bisdemetoksi Kurkumin, yang bersifat paling polar adalah bisdemetoksi Kurkumin. Hal ini dikarenakan dari ketiganya, molekul bisdemetoksi kurkumin berukuran paling kecil sehingga menambah kepolaran senyawanya. Dari percobaan Kromatografi Lapis Tipis sebelum di kromatografi kolom, Kurkumin berada pada posisi paling atas pada pelat kromatografi lapis tipis, dibawahnya ada demetoksi kurkumin, dan yang paling bawah adalah bisdemetoksi kurkumin. Hal itu menunjukkan bahwa kurkumin adalah senyawa yang lebih non polar dibanding 2 senyawa lainnya, sedangkan bisdemetoksi kurkumin merupakan senyawa yang lebih polar daripada 2 senyawa lain.
 
Setelah dilakukan kromatografi kolom, jumlah senyawa yang tersisa pada pelat kromatografi lapis tipis hanya 2. Hal ini dikarenakan senyawa bisdemetoksi kurkumin tertahan saat dilakukan kromatografi kolom. Bisdemetoksi kurkumin tertahan oleh silika saat kromatografi kolom dilakukan, sehingga senyawa yang diuji kromatografi lapis tipis hanya tinggal 2 senyawa saja.

Manfaat refluks yaitu memisahkan zat-zat pengotor yang masih bercampur dengan zat-zat yang akan diuji dengan kromatografi. Sehingga pemisahan zat lebih mudah dan diperoleh hasil yang lebih banyak daripada tanpa merefluks. Prinsip utama dari refluks adalah memurnikan zat dengan cara penguapan secara kondensasi.
Biosintesis kurkumin mempunyai dua buah mekanisme. Mekanisme pertama yaitu keterlibatan sebuah reaksi penggabungan ikatan oleh asam sinamat dan  molekul 5 malonyl-CoA yang akhirnya membentuk sebuah kurkuminoid. Mekanisme kedua yaitu keterlibatan dua unit sinamat yang berpasangan bersama dengan malonyl-CoA.kedua mekanisme menggunakan asam sinamat sebagai titik awal yang diturunkan dari asam amino phenylalanine.

Lampiran
Ø  Kurkumin
·         Bentuk fisik dan tampilan         : Padat
·         Massa molekul                           : 368,39 g/mol
·         Warna                                        : Jingga. Jingga-kekuningan.
·         Kelarutan                                   : Sangat sedikit terlarut dalam aseton. Tidak larut dalam air dingin dan dietil eter.

Ø  Dikloro metana

v  General

Synonyms: HCC 30, methane dichloride, methylene chloride, methylene dichloride, aerothene MM, DCM, narkotil, solaesthin, solmethine, NCI-C50102, R 30, methylene bichloride, Freon 30 
Molecular formula: CH2Cl2 

v  Physical data
Appearance: colourless liquid 
Melting point: -97 C 
Boiling point: 40 C 
Vapour density: 2.9 
Vapour pressure: 6.8 psi at 20 C 
Specific gravity: 1.32 
Flash point: none 
Explosion limits: 14 % - 22% 
Autoignition temperature: 661 C 
Water solubility: slight
v  Stability
Stable. Incompatible with alkali metals, aluminium, strong oxidizing agents, strong caustics, some forms of plastic, titanium. A small amount of added amylene (1-pentene) may be present to enhance stability.




Ø  N-heksana
MSDS Name: Hexane
MSDS Preparation Date: 06/19/2009
Synonyms or Generic ID: n-Hexane, Hexyl-hydride, Dipropyl, normal-Hexane, Hex.
State: Liquid Appearance: colorless
Odor: Gasoline Like
Boiling Point (C): 62-69°C  ,760mm HG 
pH: not available
Specific Gravity: 0.678
Vapor Pressure (mm Hg): 151mm Hg @ 25°C Vapor Density (AIR=1): 2.97
Solubility in Water: insoluble

0 komentar:

Posting Komentar