Kamis, 28 Maret 2013

I Love Traveling

Dunia Fantasi Ancol, Jakarta

Simpang Lima Gumul, kediri

Monumen Nasional, jakarta

Kota Tua, jakarta

Plaza Indonesia, Jakarta

Pantai Tambak Rejo, Blitar

Boscha, Bandung

Bundaran HI, Jakarta

Universitas Indonesia, Depok

Institut Pertanian Bogor, Bogor


Perkebunan Teh Ranca Bali, Bandung

Where is next?????????

Selasa, 26 Maret 2013

Akreditasi jurusan ITB

Berikut adalah Akreditasi Jurusan-jurusan di ITB bersumber dari  http://ban-pt.kemdiknas.go.id





Namun ada beberapa jurusan yang belum mendapatkan akreditasi. Mungkin belum bisa diakreditasi karena lulusannya belum banyak ataupun jurusan baru di ITB. Walaupun jurusan-jurusan baru di ITB belum mendapatkan akreditasi, tapi kebanyakan jurusan baru dibuat karena kebutuhan para Industri untuk mendapatkan lulusan dengan keahlian tertentu. Jadi jangan takut masuk jurusan yang baru ataupun belum mendapat akreditasi.

Kisah sebuah helm yang hilang

Masjid Salman Tercinta 

Hari jumat kemarin, aku baru aja kehilangan helm. Cukup sedih sih, tapi dari kehilangan helm tersebut aku mendapatkan pelajaran yang luar biasa.

Kemarin jumat tuh, sekitar jam 10an. Aku ke masjid salman ITB dengan membawa helm. Sebelumnya aku ke PT Bioindustri Nusantara yang tempatnya tidak jauh dari kampus ITB Ganesha setelah paginya naik motor dengan teman untuk melamar kerja praktek di perusahaan itu. Niatnya bawa helm ke salman karena temen mau menservis motornya dulu di bengkel jadinya tidak bisa titip.

Pada jam 10 tersebut aku juga berniat menitipkan helm di tempat penitipan sepatu salman biar tidak ribet-ribet membawanya. Tapi hati sepertinya bimbang, antara nitipin atau tidak. Takut kehilangan soalnya, apalagi tempat penitipannya sepatu itu masih tutup. Tapi setelah dilihat-lihat, ada seseorang yang sedang makan di dalem tempat penitipan itu. Aku bilang aja tuh ke mas-masnya di penitipan sepatu mau titip helm dan mau diambil lagi setelah jumatan biar ga bawa helm masuk ke masjid. Masnya mengiyakan sehingga aku taruh tuh helm di dalam tapi kelihatan dari luar.

Setelah nitipin helm ga malah masuk masjid malah makan ke kantin salman. maklum lapar, karena dari jatinangor belum sempet makan pagi. Sejam kemudian aku keluar kantin, tepatnya sekitar Jam 11an. karena takut helm bisa aja hilang aku mengecek lagi tuh helm yang aku titipin. Oh, masih ada. Santai kalau begitu. langsung aja masuk masjid salman nyari barisan pertama, karena jam segituan salman udah penuh barisan pertamanya.

Alhamdulillah, salat jumat udah. Sekarang waktunya kembali ke jatinangor. Tapi sekarang tidak bisa nebeng, temen mendadak mau mampir ke rumah saudara terlbih dulu. Sehingga mau tidak mau harus naik Damri. Pahlawan hidupku, yang hanya membayar 5000 doang bisa jatinangor-ganesha. Walaupun menghabiskan waktu 2 jam-an perjalanan.

Aku jalan ke tempat sepatu untuk mengambil helm. Hadeh, helm yang aku titipkan tidak ada. Aku tanyain ke bapak-bapak penjaga sepatu disitu, katanya tidak lihat. Aduh, hilang beneran. Aku cek beneran tuh tempat sepatu sampai ke akar-akarnya, hehe. Tapi namanya barang kalau tidak ada ya tidak ada.

Entahlah pada waktu itu, rasanya cukup berat sekali. Baru 3 minggu yang lalu beli ke tempat helm 'abal', sekarang sudah harus berpisah. Langsung aja aku berpikir positif, sepertinya sedang dipinjem deh sama seseorang. Aku terus mencoba untuk tetep sabar dan tenang. Tidak boleh gegabah. Aku menunggu di depan tempat sepatu itu selama 15 menit apakah ada yang mengembalikan helmku setelah pinjam. Namun hasilnya tetap sama, helmku tetap ga ada. Oke, nanti jam 3 kesini lagi deh, mungkin orang itu agak lamaan pinjem helmku yang warnanya hitam.

Jalan deh aku ke dalam kampus mencari sumber internet untuk nyari-nyari tugas. Tapi malah ketahan temen dari himpunan yang lagi ngobrol sama anak-anak KM. mereka ngobroling tentang inovasi dari keprofesian dari I3M ITB. Aku tertahan disitu sampe jam 4an.

Oke, sekarang ke salman lagi dan berharap helmnya udah kembali ke kandangnya. Tapi jawaban tetap sama, helmku hilang. Dan aku harus balik ke jatinangor. Sabar ya, hibur diri sendiri. Cuma helm murah kok, ntar minggu depan beli lagi. Pokoknya jangan sampe marah-marah yang tidak jelas, saran kepada diri sendiri. Sabar pokoknya kalau kehilangan sesuatu. InsyaAllah diganti dengan yang lebih baik ntar. Pokoknya  udahan deh, ga usah dipikirin lagi tuh helm. Hibur diri sendiri biar ga sampe marah yang ga jelas. Entahlah, tapi hati ini tetep yakin helm itu akan kembali. Ntar selasa mungkin, pas kuliah di ganesha ngecek salman lagi. Untung-untung kalau ada.

Oke, selasa hari ini aku ke salman. Pas masuk ke masjid ga sadar kalau mau ngecek helm. Tapi pas baliknya hampir aja juga ga inget. Pas lagi jalan, keluar masjid aku lihat helm duduk tenang seperti ga bersalah sudah meninggalkan pemiliknya tanpa izin terlebih dahulu. Langsung bilang saja ke bapak-bapak penjaga sepatu salman, mau ngambil helm itu. Akhirnya, kesabaran itu berbuah hasil. Sabar ketika kehilangan sesuatu pun berbuah helmnya kembali. Kalaupun helmnya ga kembali, InsyaAllah saat kita kehilangan sesuatu dan kita menyikapinya positif dan sabar, Allah akan mengangkat derajat kita ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Selain itu kita juga tidak akan stres memikirkannya. Kalau Allah menakdirkan barang itu, barang itu pasti kembali. La Tahzan!

Selasa, 12 Maret 2013

Latar Belakang, akreditasi, kurikulum Bioengineering ITB

Sumber : Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH ITB)



1.1       Body Of Knowledge


Dari segi keilmuannya, rekayasa hayati merupakan bidang interdisiplin yang mencakup: (1) pengetahuan dasar hayati, (2) pengetahuan dasar teknik, dan (3) aplikasi teknologi dalam perekayasaan berbasis sistem hayati. Pengetahuan Dasar Sains dan Teknologi, Matematika, Fisika, Kimia dan Konsep Biologi pada Tingkat Persiapan Bersama (TPB) akan membentuk bangunan keilmuan (Body of Knowledge) yang kuat pada kurikulum Prodi Rekayasa Hayati. Dengan dasar Body of Knowledge tersebut dapat disusun critical-path dari matakuliah-matakuliah pada Strata Sarjana, Magister dan Doktor (Gambar 1).





 


Gambar 1. Critical-path pada Strata Sarjana, Magister dan Doktor



1.2       Tantangan yang Dihadapi




Sampai satu atau dua dekade ke depan, diperkirakan ledakan jumlah penduduk dunia akan terus terjadi. Hal tersebut memicu bertambahnya konsumsi pangan, kesehatan dan energi.  Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri dalam upaya penyediaan pangan, energi, kesehatan dan lingkungan. Tantangan-tantangan tersebut juga merupakan tantangan bagi Prodi Rekayasa Hayati untuk melahirkan dan menyiapkan lulusan-lulusan yang dapat ambil bagian dalam menyelesaikan masalah global tsb terkait dengan pemanfaatan materi hayati. Era kedepan adalah bioekonomi, oleh sebab itu basis hayati dan rekayasa mampu mengarahkan kerah bioekonomi. Selain itu, pengembangan pengetahuan sains dan rekayasa hayati harus terus dilakukan sesuai dengan tuntutan jaman.





Adapun latar belakang secara rinci terkait dengan tantangan tersebut adalah : 

a.       Penyediaan pangan masih merupakan persoalan di dunia. Salah satu persoalannya adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan hasil pertanian yang melimpah menjadi produk-produk makanan yang lebih tahan lama dengan nilai gizi yang tetap bahkan dapat ditingkatkan.

b.       Permasalahan lain adalah bagaimana kita dapat mengambil langkah yang lebih strategis dalam penyediaan pangan - melalui pembangunan industri-industri berbasis rekayasa hayati dengan cara-cara yang lebih ramah lingkungan. Industri-industri berbasis tumbuhan ini dapat meningkatkan produksi pangan, sandang, obat-obatan, dan bahan baku kosmetik.

c.        Di samping itu, pengembangan keilmuan rekayasa hayati dalam menghadapi tantangan dan permasalahan global juga akan menjadi prioritas yang harus dikembangkan sehingga basis penyelesian permasalahan-permasalahan yang akan datang di bidang terkait dengan bidang rekayasa hayati baik keilmuan ataupun aplikasi bisa diselesaikan dengan baik





1.3       Akreditasi atau Standar Kurikulum Acuan




ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology) adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk memantau, menilai, dan mensertifikasi kualitas pendidikan di bidang ilmu terapan, komputasi, rekayasa dan teknologi di USA. Dengan adanya Washington Accord, yang saat ini telah disepakati oleh 14 negara, maka ABET juga dipercaya untuk memberikan penilaian akreditasi secara internasional.



1.4       Referensi


Dalam pembuatan kurikulum 2013 terdapat beberapa dokumen maupun web site yang diakses dan digunakan sebagai acuan. Berikut adalah dokumen dan web site yang digunakan sebagai acuan :

  1. Dokumen kurikulum Program Studi Rekayasa Hayati 2008
  2. Dokumen evaluasi kurikulum Program Studi Rekayasa Hayati 2012
  3. Dokumen Keputusan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor : 11/Sk/I1-Sa/Ot/2012 Tentang Pedoman Kurikulum 2013 2018 Institut Teknologi Bandung
  4. Dokumen pedoman penyusunan kurikulum ITB 2013 - 2018
  5. Lembaga akreditasi internasional ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology). Criteria for Accrediting Engineering Programs, 2012 – 2013.
  6. http://depts.washington.edu/bioe/index.html
  7. http://www.asme.org/
  8. http://www.bioe.psu.edu/students/undergraduateStudentsOverview.html
  9. http://www.ucsd.edu/catalog/curric/BENG-ug.html

ASAM VOLATIL DAN BAKTERI METANOGEN




Kebanyakan hasil limbah dari rumah tangga ataupun indutri berupa material organik. Material organik ini dapat didegradasi dengan metode tertentu tergantung jenisnya. Material ini ada yang sederhana maupun kompleks tergantung bagaimana proses pembuatannya. Semakin panjang dan kompleks, material organik ini membutuhkan waktu degradasi lebih lama daripada material organik sederhana dan pendek. Material ini kebanyakan berupa lipid, karbohidrat dan protein.
Metanogenesis adalah konversi asam lemak dengan berat molekuler rendah (asam volatil seperti asam format, asetat, propionat, dan asam butirat) atau alkohol, karbondioksida, dan hidrogen ke gas metana (CH4).
Secara alami, turunan lipid dapat didegradasi. Kebanyakan lipid adalah tidak larut ataupun sedikit larut dengan air tetapi larut dalam campuran alkohol-eter. Ada beberapa asam lemak yang dibentuk dari hidrolisis lemak dan dapat bereaksi dengan ion logam untuk membentuk sabun ataupun garam. Ada beberapa asam lemak  yang memiliki berat molekuler rendah dan biasanya disebut asam volatil. Asam lemak ini dapat berevaporasi pada tekanan atmosfer. Pada asam volatil, prekursor paling penting ke metana adalah asam asetik atau asetat.
Produk fermentasi seperti alkohol seperti etanol atau butanol dapat ditransformasikan menjadi asam lemak atau asam volatil. Proses fermentasi ini merupakan penggunaan gula saat proses metabolik bakteri di bawah kondisi anaerobik. Sedangkan pada protein, bakteri anaerobik dapat dihidrolisis ke bentuk peptida lain. Ada beberapa protein asam amino bebas yang diproses secara lebih lanjut dapat membentuk asam volatil.
Asam volatil dapat diturunkan dari lipid, karbohidrat dan protein. Dalam sel hidup, jalur biokimia memasukkan ketiga kelas tersebut secara langsung dan sangat terkoordinasi dan cukup efisien dari kehilangan energi pada proses reaksi ketiganya.
Bakteri fakultatif anaerob dapat melakukan proses metabolik dengan kehadiran oksigen terlarut atau hampir tiadanya oksigen. Proses yang dapat dilakukan misalnya fermentasi campuran beberapa asam. Sebagai contoh spesies dengan genus Enterobacter dapat memproduksi asam, aldehid, alkohol, karbon dioksida dan hidrogen dari monosakarida sederhana yakni glukosa.
Sedangkan bakteri anaerob tidak dapat melakukan proses metabolik di lingkungan dengan oksigen terlarut. Bakteri ini dapat dibagi menjadi dua grup yaitu bakteri yang tidak bisa melakukan metabolisme ketika ada oksigen terlarut namun masih bisa bertahan hidup pada kondisi oksigen yang paling sedikit dan bakteri yang intoleran terhadap jumlah oksigen berapa pun di lingkungannya. Beberapa bakteri anaerob merupakan produser asam kuat dan yang lainnya mampu mengurangi senyawa sulfat menjadi senyawa hidrogen sulfida. Dalam pengolahan limbah, bakteri fakultatif ananerob dan anaerob mampu menyelesaikan proses hidrolisis dari substrat organik yang cukup kompleks.
Bakteri metanogenik dapat mengkonversi produk fermentasi seperti asam format dan asetat ke produk gas seperti CO2, H2, dan CH4 yang dapat berdifusi ke lingkungan aerobik (atmosfer). Bakteri ini menempati tempat khusus dalam lingkungan mikroba karena mereka sendiri dapat memproduksi hidrokarbon (CH4) sebagai  produk metabolik mereka yang banyak. Dinding sel dari bakteri ini tidak keras, karakteristik ini yang membedakan kelompok bakteri ini dengan kelompok eubakteria. Ada 5 substrat yang dapat dikonversi oleh baketri ini menjadi gas metana yaitu asetat, format, metanol, karbondioksida dan metilamin.
Bakteri anaerob pada umumnya terdapat pada tanah ataupun pada saluran usus. Pada usus inilah bakteri tersebut dapat berkembang dengan baik. Beberapa ananerob seperti bakteri anaerobik sakarolitik atau pemecah gula dapat memecah polisakarida menjadi monosakarida. Jumlah bakteri ini pada digester berkisar antara 107 hingga 108 sel/ml. Ada pula bakteri anaerobik selulolitik yang menghidrolisis selulosa dan hemiselulosa menjadi monosakarida. Jumlah bakteri ini pada digester berkisar antara 104 hingga 105 sel/ml.
Bakteri anaerobik proteolitik dapat menghidrolisis polimer asam amino kompleks, protein, atau polipeptida menjadi asam amino sederhana. Jumlah bakteri ini pada digester berkisar antara 105 hingga 106 sel/ml. Bakteri anaerobik lipolitik dapat menghidrolisis lemak, minyak, dan lilin jenuh atau tak jenuh menjadi asam lemak dan asam lemak volatil. Jumlah bakteri ini pada digester berkisar antara 104 hingga 105 sel/ml. Pada perbedaan aktivitas biokimia, beberapa spesies pada genus yang sama dapat menghidrolisis lebih dari satu grup substrat. Bakteri metanogenik dapat juga ditemukan di digester dengan jumlah antara 104 hingga 108 sel/ml.
Proses pengolahan anaerobik menggunakan digester untuk mengubah molekul organik kompleks ke metana mempunyai banyak variasi. Salah satunya yang sederhana adalah melalui dua tahap sederhana yaitu : hidrolisis ataupun pembentukan asam volatil serta pembentukan metana. Yang lainnya berada dalam pembagian tiga tahap dengan hidrolisis polimer organik memisahkan langkah pertama.
Selain itu beberapa mikrobiologis ada yang membagi ke dalam 6 tahap yaitu langkah pertama dengan hidrolisis protein, karbohidrat dan lipid. Sedangkan langkah kedua yaitu fermentasi atau pembentukan asam. Langkah ketiga yaitu hidrolisis anaerobik dan langkah keempat yaitu oksidasi anaerobik dari asam lemak dan beberapa asam volatil. Selanjutnya langkah kelima yaitu konversi asetat menjadi metana dan yang keenam adalah penggabungan hidrogen dan karbondioksida menjadi metana.
Berbagai faktor lingkungan dapat mempengaruhi efisiensi pengolahan anaerobik dan metanogenesis. Di antaranya adalah sebagai berikut :

1.      Komposisi nutrisi,
2.      Jumlah oksigen terlarut pada digester anaerobik,
3.      Temperatur digester,
4.      pH (konsentrasi ion hidrogen) pada digester,
5.      Konsentrasi padatan volatil, dan
6.      Konsentrasi asam volatil.


Beberapa substansi pada jumlah yang sedang hingga berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah pada pengolahan anaerobik menggunakan digester. Di antaranya adalah ion logam berat, sulfida, gas ammonia terlarut, asam volatil yang tidak terionisasi, dan sianida. Ada juga inhibitor lainnya seperti deterjen rumah tangga dan klorin.