Dasar Wong Jawa!

Ada hal yang menarik selama kuliah di Bandung, mengingat saya adalah orang jawa yang merantau untuk mencari ilmu. Entah kenapa kalau ketemu sesama orang jawa disini selalu enak kalau ngobrol pake bahasa Jawa. Aku aja yang ingin bisa bahasa Sunda ga kesampaian gara-gara hampir tiap waktu selalu ngomong Jawa.

Walaupun terkadang juga saling tukan 'vocab' jawa yang beda-beda tiap wilayah di jawa timur maupun jawa tengah, selalu aja hal itu enak untuk dibahas. Sampe karena saking seringnya ngobrol pake bahasa jawa membuat temen-temen yang dari sunda sok-sok pake bahasa jawa dari negeri antah berantah :D.

Setelah pergi ke jatinangor bukannya intensitas bahasa jawanya turun malah intensitasnya naik. Lha wong gimana lagi, 2 warung yang sering jadi 'jujugan' beli makanan semuanya yang jualan orang jawa. Apalagi ada 1 warung yang jaga ibu-ibu suka ngobrol sama saya dengan bahasa jawa khas Tegal. Kayak ngobrol dengan Ibu sendiri. Ibunya sepertinya senang banget kalau ngobrol pake bahasa jawa dengan saya. Sudah bisa ditebak, bahasa jawanya tetep tapi bahasa sundanya ga ada kemajuan sama sekali. Dasar Wong Jowo!

Read More

Kampoengku Anjuk Ladang (Tanah Kemenangan)

   Ayo kenalan sama kampungku, sebenarnya aku sendiri itu juga agak lupa-lupa lupa. Apalagi makanan khasnya yang pada saat ini sudah sedikit pembuatnya. Sebenarnya postingan ini untuk mengingatkan aku aja bahwa aku orang Nganjuk, walapun sekarang tinggal di Bandung.

   Kabupaten Nganjuk adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Nganjuk. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Jombang di timur, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kabupaten Madiun di barat.

   Nganjuk juga dikenal dengan julukan Kota Angin.

   Sejarah dari kabupaten Nganjuk dahulunya bernama Anjuk Ladang yang dalam bahasa Jawa Kuna berarti Tanah Kemenangan. Dibangun pada tahun 859 Caka atau 937 Masehi.

   Berdasarkan peta Jawa Tengah dan Jawa Timur pada permulaan tahun 1811 yang terdapat dalam buku tulisan Peter Carey yang berjudul : ”Orang Jawa dan masyarakat Cina (1755-1825)”, penerbit Pustaka Azet, Jakarta, 1986; diperoleh gambaran yang agak jelas tentang daerah Nganjuk. Apabila dicermati peta tersebut ternyata daerah Nganjuk terbagi dalam 4 daerah yaitu Berbek, Godean, Nganjuk danKertosono merupakan daerah yang dikuasai Belanda dan kasultanan Yogyakarta, sedangkan daerah Nganjuk merupakan mancanegara kasunanan Surakarta. Sejak adanya Perjanjian Sepreh 1830, atau tepatnya tanggal 4 juli 1830, maka semua kabupaten di Nganjuk (Berbek, Kertosono dan Nganjuk ) tunduk dibawah kekuasaan dan pengawasan Nederlandsch Gouverment. Alur sejarah Kabupaten Nganjuk adalah berangkat dari keberadaan kabupaten Berbekdibawah kepemimpinan Raden Toemenggoeng Sosrokoesoemo 1. Dimana tahun 1880 adalah tahun suatu kejadian yang diperingati yaitu mulainya kedudukan ibukota Kabupaten Berbek pindah ke Kabupaten Nganjuk.

Read More