Sumber : Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH ITB)
1.1 Body Of Knowledge
Dari segi keilmuannya,
rekayasa hayati merupakan bidang interdisiplin yang mencakup: (1) pengetahuan dasar hayati, (2) pengetahuan
dasar teknik, dan (3) aplikasi teknologi dalam
perekayasaan berbasis sistem hayati. Pengetahuan Dasar Sains dan Teknologi,
Matematika, Fisika, Kimia dan Konsep Biologi pada Tingkat Persiapan Bersama
(TPB) akan membentuk bangunan keilmuan (Body
of Knowledge) yang kuat pada kurikulum Prodi Rekayasa Hayati. Dengan dasar Body
of Knowledge tersebut dapat disusun critical-path
dari matakuliah-matakuliah pada Strata Sarjana, Magister dan Doktor (Gambar 1).
Gambar 1. Critical-path pada Strata Sarjana, Magister dan Doktor
1.2 Tantangan yang Dihadapi
Sampai satu atau dua dekade ke
depan, diperkirakan ledakan jumlah penduduk dunia akan terus terjadi. Hal
tersebut memicu bertambahnya konsumsi pangan, kesehatan dan energi. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri
dalam upaya penyediaan pangan, energi, kesehatan dan lingkungan.
Tantangan-tantangan tersebut juga merupakan tantangan bagi Prodi Rekayasa
Hayati untuk melahirkan dan menyiapkan lulusan-lulusan yang dapat ambil bagian
dalam menyelesaikan masalah global tsb terkait dengan pemanfaatan materi
hayati. Era kedepan adalah bioekonomi, oleh sebab itu basis hayati dan rekayasa
mampu mengarahkan kerah bioekonomi. Selain itu, pengembangan pengetahuan sains
dan rekayasa hayati harus terus dilakukan sesuai dengan tuntutan jaman.
Adapun latar
belakang secara rinci terkait dengan tantangan tersebut adalah :
a.
Penyediaan pangan masih merupakan persoalan di
dunia. Salah satu persoalannya adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan hasil
pertanian yang melimpah menjadi produk-produk makanan yang lebih tahan lama
dengan nilai gizi yang tetap bahkan dapat ditingkatkan.
b.
Permasalahan lain adalah bagaimana kita dapat
mengambil langkah yang lebih strategis dalam penyediaan pangan - melalui
pembangunan industri-industri berbasis rekayasa hayati dengan cara-cara yang
lebih ramah lingkungan. Industri-industri berbasis tumbuhan ini dapat
meningkatkan produksi pangan, sandang, obat-obatan, dan bahan baku kosmetik.
c.
Di samping itu, pengembangan keilmuan rekayasa hayati dalam menghadapi tantangan
dan permasalahan global juga akan menjadi prioritas yang harus dikembangkan
sehingga basis penyelesian permasalahan-permasalahan yang akan datang di bidang
terkait dengan bidang rekayasa hayati baik keilmuan ataupun aplikasi bisa
diselesaikan dengan baik
1.3 Akreditasi atau Standar Kurikulum Acuan
ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology) adalah
organisasi yang bertanggung jawab untuk memantau, menilai, dan mensertifikasi
kualitas pendidikan di bidang ilmu terapan, komputasi, rekayasa dan teknologi
di USA. Dengan adanya Washington Accord, yang saat ini telah disepakati oleh 14
negara, maka ABET juga dipercaya untuk memberikan penilaian akreditasi secara
internasional.
1.4 Referensi
Dalam pembuatan kurikulum 2013 terdapat beberapa
dokumen maupun web site yang diakses dan digunakan sebagai acuan. Berikut
adalah dokumen dan web site yang digunakan sebagai acuan :
- Dokumen kurikulum Program Studi Rekayasa Hayati 2008
- Dokumen evaluasi kurikulum Program Studi Rekayasa Hayati 2012
- Dokumen Keputusan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor : 11/Sk/I1-Sa/Ot/2012 Tentang Pedoman Kurikulum 2013 2018 Institut Teknologi Bandung
- Dokumen pedoman penyusunan kurikulum ITB 2013 - 2018
- Lembaga akreditasi internasional ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology). Criteria for Accrediting Engineering Programs, 2012 – 2013.
- http://depts.washington.edu/bioe/index.html
- http://www.asme.org/
- http://www.bioe.psu.edu/students/undergraduateStudentsOverview.html
- http://www.ucsd.edu/catalog/curric/BENG-ug.html
0 komentar:
Posting Komentar