Selasa, 12 Maret 2013

Latar Belakang, akreditasi, kurikulum Bioengineering ITB

Sumber : Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH ITB)



1.1       Body Of Knowledge


Dari segi keilmuannya, rekayasa hayati merupakan bidang interdisiplin yang mencakup: (1) pengetahuan dasar hayati, (2) pengetahuan dasar teknik, dan (3) aplikasi teknologi dalam perekayasaan berbasis sistem hayati. Pengetahuan Dasar Sains dan Teknologi, Matematika, Fisika, Kimia dan Konsep Biologi pada Tingkat Persiapan Bersama (TPB) akan membentuk bangunan keilmuan (Body of Knowledge) yang kuat pada kurikulum Prodi Rekayasa Hayati. Dengan dasar Body of Knowledge tersebut dapat disusun critical-path dari matakuliah-matakuliah pada Strata Sarjana, Magister dan Doktor (Gambar 1).





 


Gambar 1. Critical-path pada Strata Sarjana, Magister dan Doktor



1.2       Tantangan yang Dihadapi




Sampai satu atau dua dekade ke depan, diperkirakan ledakan jumlah penduduk dunia akan terus terjadi. Hal tersebut memicu bertambahnya konsumsi pangan, kesehatan dan energi.  Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri dalam upaya penyediaan pangan, energi, kesehatan dan lingkungan. Tantangan-tantangan tersebut juga merupakan tantangan bagi Prodi Rekayasa Hayati untuk melahirkan dan menyiapkan lulusan-lulusan yang dapat ambil bagian dalam menyelesaikan masalah global tsb terkait dengan pemanfaatan materi hayati. Era kedepan adalah bioekonomi, oleh sebab itu basis hayati dan rekayasa mampu mengarahkan kerah bioekonomi. Selain itu, pengembangan pengetahuan sains dan rekayasa hayati harus terus dilakukan sesuai dengan tuntutan jaman.





Adapun latar belakang secara rinci terkait dengan tantangan tersebut adalah : 

a.       Penyediaan pangan masih merupakan persoalan di dunia. Salah satu persoalannya adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan hasil pertanian yang melimpah menjadi produk-produk makanan yang lebih tahan lama dengan nilai gizi yang tetap bahkan dapat ditingkatkan.

b.       Permasalahan lain adalah bagaimana kita dapat mengambil langkah yang lebih strategis dalam penyediaan pangan - melalui pembangunan industri-industri berbasis rekayasa hayati dengan cara-cara yang lebih ramah lingkungan. Industri-industri berbasis tumbuhan ini dapat meningkatkan produksi pangan, sandang, obat-obatan, dan bahan baku kosmetik.

c.        Di samping itu, pengembangan keilmuan rekayasa hayati dalam menghadapi tantangan dan permasalahan global juga akan menjadi prioritas yang harus dikembangkan sehingga basis penyelesian permasalahan-permasalahan yang akan datang di bidang terkait dengan bidang rekayasa hayati baik keilmuan ataupun aplikasi bisa diselesaikan dengan baik





1.3       Akreditasi atau Standar Kurikulum Acuan




ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology) adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk memantau, menilai, dan mensertifikasi kualitas pendidikan di bidang ilmu terapan, komputasi, rekayasa dan teknologi di USA. Dengan adanya Washington Accord, yang saat ini telah disepakati oleh 14 negara, maka ABET juga dipercaya untuk memberikan penilaian akreditasi secara internasional.



1.4       Referensi


Dalam pembuatan kurikulum 2013 terdapat beberapa dokumen maupun web site yang diakses dan digunakan sebagai acuan. Berikut adalah dokumen dan web site yang digunakan sebagai acuan :

  1. Dokumen kurikulum Program Studi Rekayasa Hayati 2008
  2. Dokumen evaluasi kurikulum Program Studi Rekayasa Hayati 2012
  3. Dokumen Keputusan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor : 11/Sk/I1-Sa/Ot/2012 Tentang Pedoman Kurikulum 2013 2018 Institut Teknologi Bandung
  4. Dokumen pedoman penyusunan kurikulum ITB 2013 - 2018
  5. Lembaga akreditasi internasional ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology). Criteria for Accrediting Engineering Programs, 2012 – 2013.
  6. http://depts.washington.edu/bioe/index.html
  7. http://www.asme.org/
  8. http://www.bioe.psu.edu/students/undergraduateStudentsOverview.html
  9. http://www.ucsd.edu/catalog/curric/BENG-ug.html

0 komentar:

Posting Komentar