Jumat, 01 Maret 2013

Masyarakat dan Perubahan Iklim




Seperti yang kita ketahui, perubahan iklim terjadi dimana-mana. Hampir semua wilayah di belahan dunia manapun mengalami akibat dari perubahan iklim. Tidak hanya manusia saja yang merasakan dampak buruk dari perubahan iklim, namun hewan dan tumbuhan juga merasakan perubahan iklim secara langsung. Mulai dari kematian beberapa spesies sampai punahnya beberapa spesies tertentu.

Ada beberapa kalangan yang tahu tentang bahaya beberapa perubahan iklim, bahkan ada sebagian dari mereka tergerak untuk mengkampanyekan dan konsen untuk mengurangi penyebab ataupun dampak dari perubahan iklim yang semakin lama semakin merajalela. Salah satu organisasi yang peduli terhadap perubahan musim itu adalah Oxfam.

Oxfam adalah konfederasi Internasional dari tujuh belas organisasi yang bekerja bersama di 92 negara sebagai bagian dari sebuah gerakan global untuk perubahan, membangun masa depan yang bebas dari ketidakadilan akibat kemiskinan.

Selain itu ada beberapa organisasi dunia yang didirikan untuk konsen mengurusi tentang perubahan iklim yaitu World Meteorological Organization (WMO) atau Organisasi Meteorologi Dunia, sebuah badan khusus dari Persatuan Bangsa-bangsa (PBB),  United Nations Environmental Program (UNEP) atau Program Lingkungan Hidup PBB dan masih banyak lagi. Ada juga Protokol Kyoto yang mengajak negara-negara maju untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang merupakan produk sampingan dari industri mereka.

Sebelum membahas lebih jauh lagi, mengapa kita harus peduli terhadap perubahan iklim? Ada 2 garis besar yang menyebabkan kita perlu untuk peduli terhadap perubahan iklim yaitu karena perubahan iklim mampu mengancam keberlangsungan hidup semua makhluk hidup di permukaan bumi dan perubahan iklim ini kalau tidak segera ditanggulangi akan membebani kehidupan anak cucu kita yang kemungkinan dampaknya bisa 10-100 kali lipat dari apa yang terjadi sekarang.

Kekeringan sebagai salah satu contoh

Ada beberapa dampak yang terjadi akibat adanya perubahan iklim yang diluar batas wajar, yaitu bencana alam -seperti banjir, angin topan, badai, tanah longsor, kekeringan-, hilang atau punahnya spesies hewan atau tumbuhan seperti yang telah disebut di awal. Selain itu tidak menentunya kalender musim-musim yang menyebabkan ilmuwan susah untuk memprediksi kemungkinan terjadinya bencana alam yang akhirnya menelan banyak korban. Para petani juga terganggu dengan siklus pertanian mereka yang menyebabkan berkurangnya ketersediaan bahan pangan akibat masyarakat kelas bawah gagal memanen hasil pertanian atau berlayarnya bagi nelayan dan masih banyak lagi.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk setidaknya sedikit mengatasi perubahan iklim :
1. Melakukan penanaman pohon, dapat kita mulai di sekitar rumah, sekitar sekolah/kampus tempat mencari ilmu, maupun tempat kerja. Selain itu yang paling penting yaitu menenam pohon terutama di hutan-hutan yang sudah gundul. Pohon mampu menampung berton-ton karbon yang kalau tidak ditangani dengan baik mengakibatkan efek gas rumah kaca.
2. Mengurangi/memanfaatkan sampah. Kita bisa memanfaatkan kembali menjadi sebuah barang kerajinan ataupun menggunakan alat sampai alat benar-benar tidak bisa dimanfaatkan lagi.
3. Menggunakan pupuk organik bagi petani. Pupuk non-organik mempunyai senyawa-senyawa yang memungkinkan bertambahnya gas rumah kaca yang bisa mempengaruhi perubahan iklim, sehingga lebih aman kalau memakai pupuk organik yang memang berasal dari alam.
4. Memperbanyak sosialisai kepada masyarakat yang wilayahnya sulit dijangkau oleh media informasi tentang dampak dan cara pencegahan perubahan iklim, terutama di daerah pelosok-pelosok ataupun Indonesia bagian timur.
5. Go green. Kita bisa menggunakan sepeda ataupun angkutan umum untuk mengurangi emisi gas CO2 ataupun CO dari kendaraan pribadi kita. Kita juga bisa mengurangi penggunaan motor atau mobil pribadi dengan saling menumpang mobil teman dengan bersama-sama saat tempat tujuannya sama.
6. Menghemat penggunaan energi seperti mematikan lampu, laptop dan AC saat tidak digunakan.

Berikut adalah beberapa adaptasi yang telah dilakukan oleh masyarakat dari berbagai benua untuk mengurangi perubahan iklim yang terjadi :
1. Afrika
Para petani kecil disana menggunakan bahan-bahan tanaman lokal seperti agrokimia untuk melawan hama yang biasanya menyerang tanaman pangan. Selain itu petani ternak beradaptasi terhadap iklim dengan memanfaatkan pakan ternak darurat, dan menjaga keragaman spesies komposisi ternak mereka untuk bertahan terhadap iklim yang ekstrem. Mereka juga menyeleksi dan menyimpan benih untuk ditanam setiap tahun. Mereka melestarikan berbagai jenis benih untuk memastikan ketahanan tanaman terhadap berbagai macam kondisi yang mungkin timbul dalam musim tanam apapun.

2. Asia
Masyarakat di kebanyakan wilayah Asia menanam berbagai jenis varietas tanaman untuk meminimalkan risiko kegagalan panen. Ada juga masyarakat yang beralih pekerjaan membuat tepung dari tanaman sagu liar selama musim kering di mana tanaman mengalami kekurangan air. Di Bangladesh, para penduduk desa menciptakan kebun sayur terapung untuk melindungi mata pencahariannya dari banjir.  Selain itu di wilayah Asia Selatan selama berabad-abad menampung air hujan agar tidak terjadi kekeringan.

3. Amerika
Masyarakat Amerika mengalihkan aktivitas pertanian dan pemukiman mereka ke lokasi baru yang lebih tidak rentan terhadap kondisi iklim yang merugikan. Mereka disana juga menanami tanaman di bawah pohon-pohon yang akarnya mencengkeram tanah dan menahannya dari erosi. Selain itu mereka membuat bendungan-bendungan yang mampu mengumpulkan air hujan agar tidak terjadi kekeringan. Bendungan ini juga berfungsi sebagai pengatur suhu kelembaban dan menyerap sinar ultraviolet dari matahari sehingga mengurangi risiko kanker kulit. Selain itu, beberapa masyarakat di negara maju di amerika memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan. Ilmuwan-ilmuwan disana juga berlomba-lomba meneliti tentang cara mengurangi efek perubahan iklim sampai ke tingkat atom.

4. Eropa
Masyarakat di Eropa secara aktif bermitra dengan komunitas akademis sehingga kelompok-kelompok lokal dapat berpartisipasi dalam proyek penelitian lapangan, dan hasil-hasilnya dapat dikomunikasikan ke dan di antara komunitas-komunitas lokal. Disana juga diadakan program-program pendidikan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang masalah-masalah perubahan iklim dan langkah-langkah adaptasi terhadapat perubahan iklim disana.

5. Kutub Utara
Masyarakat di Kutub Utara melakukan perburuan spesies alternatif ketika spesies seperti angsa dan rusa karibu telah mengubah waktu dan rute migrasi mereka. Mereka juga melakukan perubahan perburuan spesies laut di perairan terbuka pada musim dingin  karena perubahan kondisi laut dan es.

6. Pasifik
Masyarakat disana berusaha membuat perangkat pengelolaan konservasi yang efektif untuk memperbaiki kesehatan terumbu karang. Pengetahuan ekologis dan kebiasaan penguasaan laut masyarakat juga terintegrasi dengan ilmu kelautan dan sosial untuk melindungi sumber pangan yang ada di laut. Di bagian lainnya di Pasifik, masyarakat telah membangun dinding-laut untuk sistem drainase air dan tangki air dan melarang penebangan pohon.

Mereka sudah memulai, bagaimana dengan kita? Mari kita tingkatkan kepedulian kita terhadapat perubahan iklim ini. Mulailah dari diri sendiri dari sekarang. Kemudian kita bisa mengajak keluarga terdekat maupun teman-teman disekitar kita akan pentingnya untuk mengurangi penyebab-penyebab perubahan iklim agar keberlangsungan hidup manusia tidak terganggu. Mari kita berikan hadiah terbaik kita kepada anak cucu di generasi mendatang agar mereka bisa tersenyum senang dan terhindar dari berbagai dampak perubahan iklim yang kini sedang terjadi.
Penyu adalah salah satu hewan yang juga ikut merasakan dampak perubahan iklim.

Mari kita buat anak cucu kita tersenyum!

1 komentar: