Biofuel
yang sudah dikembangkan sebagai substitusi BBM saat ini adalah biodiesel
dan bioetanol. Biodiesel adalah bahan bakar alternatif pengganti solar,
sedangkan bioetanol adalah bahan bakar alternatif pengganti gasoline
yang biasa disebut gasohol (campuran antara gasoline dan alkohol).
Peranan kedua jenis bahan bakar alternatif ke depan akan sangat penting
dalam mengatasi masalah krisis energi di Indonesia.
Biodiesel
diproduksi dari bahan yang mengandung ester metil/etil asam-asam lemak.
Pembuatan biodiesel yang paling umum adalah dengan proses methanolysis dan ethanolysis lemak atau minyak lemak. Produk biodiesel diantaranya minyak kelapa sawit atau CPO (Crude Palam Oil) , minyak pohon jarak pagar atau CJCO (Crude Jatropha Curcas Oil), minyak
nyamplung, kacang, jagung, dan sebagainya (Chumaidi, 2008). Sedangkan
bioetanol diproduksi dari tumbuhan penghasil karbohidrat seperti tebu,
nira sorgum, nira nipah, singkong, ganyong, ubi jalar, dan tumbuhan
lainnya melalui proses fermentasi glukosa dengan bantuan mikroorganisme
(Sukur, 2012).
Brazil
telah mengembangkan biofuel yang bersumber dari tebu sejak 1925 dengan
dukungan penuh dari pemerintah. Dari seluruh produksi tebu, 50 %
diantaranya digunakan untuk industri bioetanol, sedangkan sisanya untuk
industri gula (ESDM, 2008). Pada 2005, konsumsi biofuel Brazil mencapai
13 miliar liter. Jumlah itu berarti mengurangi 40 % dari total kebutuhan
bensin. Adapun produksi etanol tumbuh 8,9 % per tahun. Menurut catatan Uniao de Agroindustria Canavieira de Sao Paulo,
agrobisnis tebu juga menyerap satu juta tenaga kerja dengan luas lahan
5,44 juta hektar (2004). Setiap tahun luas lahan tebu tumbuh 6 %,
didorong oleh peningkatan permintaan dari industri pengolahan gula dan
alkohol (Khudari, 2012).
Keberhasilan
Brasil ini setidaknya disebabkan oleh empat hal yaitu kelembagaan,
optimalisasi pasar domestik, dukungan finansial, serta dukungan lembaga
riset. Dalam kelembagaan, perumusan kebijakan umum industri berbasis
tebu berada di bawah wewenang Badan Pengembangan Gula dan Alkohol yang
bertugas memformulasi kebijakan sektor gula dan alkohol untuk
menciptakan produk yang berkualitas dan kompetitif. Optimalisasi pasar
domestik dilakukan dengan kebijakan menetapkan range kadar
alkohol yang dicampur dalam bensin yang dijual. Dukungan finansial
dilakukan dengan memberikan kredit berbunga rendah kepada pengusaha dan
petani yang mengembangkan energi terbarukan. Adapun dalam riset, The Brazilian Agriculture Research Corporation
dituntut untuk melakukan berbagai penelitian dan pengembangan bidang
bioteknologi dengan orientasi pada terciptanya proses produksi
agrobisnis yang modern, efisien, dan kompetitif (Khudari, 2012).
Konsistensi dan sinergitas pemerintah-swasta dalam mengembangkan biofuel
ini pada gilirannya telah mengantarkan Brazil sebagai negara super
power dunia di bidang pertanian dan energi terbarukan.
Sumber
Sumber
abstrak TA bung?
BalasHapusIseng baca2 dr buku donlodan gogel.. sekalian persiapan ilmu TA
BalasHapus