Senyawa
Organik dalam air limbah berasal dari bermacam-macam sumber. Limbah domestik
tersebut yaitu sayuran, hewan, dan manusia ataupun senyawa buatan manusia
seperti sabun, detergen sintetis dan senyawa kimia dari rumah tangga.
Bergantung pada sumber limbah, senyawa organik mungkin bisa berupa komponen
utama dari aliran limbah atau sebagai komponen minor dari level trace.
Kontaminan
dan polutan adalah toksik jika mereka mempunyai potensi untuk menghambat proses
pengolahan biologis, berdampak pada kesehatan dan keselamatan manusia, atau
menyebabkan kerusakan lingkungan pada ikan, ataupun komponen sensitif dari
suatu ekosistem.
Suatu
senyawa kimia disebut mutagen apabila menyebabkan perubahan kode genetik dari
keadaan sebelumnya. Selain itu ada beberapa senyawa organik yang dapat merusak
daur reproduktif dan menyebabkan kerusakan permanen untuk berkembang.
Karbon,
hidrogen, dan oksigen merupakan elemen utama yang menyusun senyawa organik,
sedangkan nitrogen, fosfor dan sulfur merupakan elemen minor. Komponen organik
dapat juga mengandung atom halogen, logam dan elemen lainnya. Komponen utama
senyawa organik yang ada dalam aliran limbah kebanyakan adalah protein,
karbohidrat dan lipid.
Struktur
kimia dari suatu senyawa dapat mempengaruhi ketoksikan dan lingkungan dari
proses pengolahan air limbah. Grup yang sering dijumpai sebagai senyawa toksik
adalah hidrokarbon alifatik, hidrogen alifatik terhalogenasi, alkohol alifatik,
hidrokarbon aromatik dan hidrokarbon aromatik terhalogenisasi.
Selain
itu, struktur kimia dari senyawa organik menentukan sifat fisika dan kimianya.
Sifat tersebut seperti kelarutan, tekanan uap, difusuvitas, n-octaol dan
koefisien partisi. Koefisen partisi ini mempengaruhi teransfer, partisi, dan
pertukaran senyawa organik antar cairan, pdatan dan fase gas. Kemampuan dari
senyawa organik untuk mengendapkan dalam reaksi bilogis dan nonbiologis seperti
oksidasi, reduksi, hidrolisis, fotolisis, dan polimerisasi dikontrol oleh struktur
kimia dan sifatnya.
Ada
beberapa cara untuk menghitung kandungan senyawa organik, hal ini bergantung
pada perbedaan sifat dari senyawa. Senyawa organik dapat dihitung secara
kolektif menggunakan analisis nonspesifik untuk menentukan seluruh zat yang
terkandung dalam air limbah. Sedangkan untuk alternatifnya kita dapat
mengidentifikasi dengan analisis spesifik. Spesifik analisis lebih sensitif
daripada analisis nonspesifik dan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi.
Nilai
BOD merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh organisme untuk mengoksidasi
karbon organik menjadi karbon dioksida dan nitrat organik menjadi nitrat. BOD
dapat dibagi menjadi COD atau Carbonaceous Biochemical Oxygen Demand dan NBOD
atau Nitrogenous Biochemical Oxygen Demand.
Nilai
BOD dari sampel dapat dihitung dengan menginkubasi air limbah dengan kehadiran
cukup banyak dari oksigen dan bakteri pada temperatur konstan selama periode
waktu yang tetap. Laju kosidasi mikrobiologis dari senyawa organik dalam tes
BOD bergantung pada tipe dari kehadiran zat organik dalam air limbah, tipe
organisme yang digunakan saat tes, kehadiran nutrisi, pH dan temperatur, dan
kehadiran senyawa-senyawa toksik.
Sedangkan
nilai COD merupakan sebuah pengukuran kuantitas dari zat organik yang dapat
dioksidasi dengan oksidan kimia yang kuat dengan kehadiran dari asam sulfat.
Tidak semua komponen organik dapat dioksidasi dengan tes COD. Senyawa organik
yang volatil hanya bisa dioksidasi pada tingkat disaat mereka tidak mengalami
volatil dan keluar dari tabung tes.
Selain
itu terdapat istilah ThOD, ThOD merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi semua karbon organik pada sampel menjadi karbon dioksida dan semua
nitrogen organik menjadi nitrat. Kompenen utama dari ThOD yaitu CThOD atau
Carbonaceous Oxygen Demand dan NThOD atau Nitrogenous Oxygen Demand.
Senyawa
organik dapat dianalaisis dengan berbagai teknik. Teknik yang digunakan untuk
mendeteksi dan kuantifikasi dari air limbah dapat ditentukan dari volatilitas,
polaritas dan berat molekul senyawa. Berikut adalah beberapa prosedur untuk
melakukan hal tersebut yaitu :
a.
Isolasi atau ekstraksi dari senyawa organik dari air limbah.
b.
Konsentrasi dari campuran zat organik ditentukan tingkatannya.
c.
Pemisahan dari kontaminan.
d.
Deteksi dan Identifikasi dari seyawa.
e.
Kuantifikasi dari senyawa.
Memprediksi
kandungan senyawa organik mempunyai beberapa kesulitan, yaitu adanya proses
degradasi, menguapnya ke fase gas, dan menempelnya pada padatan. Beberapa sifat
fisik dan kimia dari senyawa organik yang sangat mempengaruhi yaitu kelarutan,
difusivitas, tekanan uap, oktanol ataupun koefisien partisi air dan koefisien
adsorpsi. Sifat ini mempengaruhi kecenderungan dari senyawa organik dalam
transfer ke fasa lain ataupun proses transformasi oleh senyawa kimia, fotokimia
dan rekasi biologis.
Mekanisme pembuangan senyawa organik yang begitu signifikan yaitu proses transformasi biologis atau biodegradasi. Untuk senyawa organik yang terbiodegradasi secara perlahan, mekanisme pembuangan lain dapat bersaing dengan mekanisme biodegradasi dalam fraksi terbuang. Namun perlu diketahui bahwa senyawa organik mampu berikatan dengan partikel padatan dalam air limbah dan dibuang melalui proses sendimentasi.
Nice post.
BalasHapusTerima kasih informasinya gan, ditunggu postingan2 berikutnya.
Water Chemical Solution
Pengolahan Limbah