Hey Blog, pengen curhat boleh?
Boleh lah ya, daripada disimpen dalam hati terus.
Dulu pas waktu sekolah di MAN 3, ada suatu waktu saat rasanya tertekan banget. Ranking ga pernah, sekolahnya cuma 'Madrasah', terus anak pondokan lagi. Tiap subuh dan malem bacaannya kitab dengan huruf arab mulu.
Dalam keadaan seperti itu, pengen sekali dapet 5 kampus terbaik di negeri ini dan dapet beasiswa pula. Mana ga tertekan, 'wong biasa' punya mimpi sebesar itu. Selain itu, aku sebenernya pengen les juga di Bimbel tp apa daya beli buku aja susahnya minta ampun. Aku urungkan deh niat yang muluk2 tersebut.
Karena tertekan itu, langsung aja aku pasrahkan kepada Allah semua mimpiku itu. Karena sudah pasrah, setiap hari aku nulis kelima kampusku tersebut di dalam buku tulisku. Terutama quote InsyaAllah Pasti Bisa. Quote itu ku buat dalam keadaanku saat itu. Penuh ketakutan karena dengan kemampuan seperti itu mana mungkin bisa mengejar minta 'double' itu.
Tiap hari aku sempatin terus nulis nama-nama kampus tersebut, tidak peduli beberapa kali tapi biarlah Allah saja yang melihatnya. Malu juga saat itu kalau sampai ketahuan temen nulis nama 5 kampus tersebut. Pernah aku tulis besar-besar di buku, tapi dengan orientasi arah penulisan yang berbeda agar hanya aku dan Allah yang tahu. hehe. Misal kayak kampus 'ui' aku tulis jadi 'in'. Ga tau juga sampai kepikiran membuat tulisan kebalik kayak gitu.
Sesudah pasrah ya berusaha lah, sadar diri kalau sudah tahu bahwa banyak kekurangan. Dengan 'senjata' yang ada, karena uang pas-pasan. Mulailah aku belajar mandiri, belajarnya niru2 cara belajar bimbel. Ngerjain soal mulu sampai muntah deh, tapi ga muntah beneran. hehe. Sebenernya ga perlu sih bimbel, bimbel itu intinya memaksa kita untuk belajar. Kalau kita bisa memaksa diri kita sendiri untuk belajar, kenapa tidak?
'Senjata' itu adalah buku-buku bekas 'warisan' kakak. Bukunya terbitan 2002-2005an, padahal pas tahun itu tahun 2009. Buku itu adalah ilmu, jadi sampai kapanpun insyaAllah masih relevan buat belajar. hehe. Dengan senjata seadanya itu, mulailah mengasah 'gergaji' untuk memotong 'kayu' SNMPTN. hehe. Seperti Quote yang ada, 90% waktu yang ada digunakan untuk mengasah gergaji sedangkan sisanya yang 10% untuk menebang pohonnya.
Tidak lupa juga minta restu orang tua juga, restu mereka restu Allah juga kan. Anak MAN 3 pasti tahulah. Mungkin senjata lain yang ga semua orang bisa memperolehnya yaitu barokah doa Abah pondok. Ini yang hanya sedikit orang yang bisa dapet, hehe. Pernah dulu sama abah Pondok diingetin kalau mimpiku terlalu ketinggian untuk dapat masuk kampus favorit di Indonesia.
"Bah, kulo badhe tes ITB teng surabaya benjeng. Kula nyuwon barokahe dungo Panjenengan."
Abah meresponnya masih biasa-biasa. Seperti kata "Silahkan".
Tapi untuk yang kedua kalinya,
"Bah, kulo badhe tes UI teng surabaya benjeng. Kula nyuwon barokahe dungo Panjenengan."
"Pilihanmu kok antep-antep to Zal." Inti dari responnya kayak ga ngizinin banget pokoknya. Ekspresi wajah Beliau ga seterang sebelumnya. Hehe.
Sadar diri, Zal. hehe. Lebih baik ga sadar diri kalau masalah impian, kalau yang lain bolehlah untuk sadar diri. Hehe.
Dan akhirnya, sebelum bertarung untuk SNMPTN yang dinanti-nanti sudah masuk duluan ke kampus ini. Dulu tuh aku merasa ga siap bangetlah untuk ujian mandiri kampus. Aku merasa siap untuk SNMPTN nanti. Tapi sudah rezekinya sepertinya para penonton. SNMPTN yang dinanti-nanti akhirnya ga diambil. Ah, aku membuang kesempatan untuk merasakan SNMPTN sekali dalam seumur hidup. Hehe, Alhamdulillah.
Hey Blog, jangan tidur. Ini sudah selesai ceritanya. Maafin deh kalau ada salah kata karena saya juga manusia bukan manusia super, kalau ada manfaatnya ambillah karena itu titipan dari Allah.
*Sebenernya tulisan ini untuk menyemangati diri sendiri untuk menggapai mimpi yang berikutnya*
25 Agustus 2013
Road to #hTai
Sisok wes awet kuliahe, #BaruSadar