Kebanyakan
hasil limbah dari rumah tangga ataupun indutri berupa material organik.
Material organik ini dapat didegradasi dengan metode tertentu tergantung
jenisnya. Material ini ada yang sederhana maupun kompleks tergantung bagaimana proses
pembuatannya. Semakin panjang dan kompleks, material organik ini membutuhkan
waktu degradasi lebih lama daripada material organik sederhana dan pendek. Material
ini kebanyakan berupa lipid, karbohidrat dan protein.
Metanogenesis
adalah konversi asam lemak dengan berat molekuler rendah (asam volatil seperti
asam format, asetat, propionat, dan asam butirat) atau alkohol, karbondioksida,
dan hidrogen ke gas metana (CH4).
Secara
alami, turunan lipid dapat didegradasi. Kebanyakan lipid adalah tidak larut
ataupun sedikit larut dengan air tetapi larut dalam campuran alkohol-eter. Ada
beberapa asam lemak yang dibentuk dari hidrolisis lemak dan dapat bereaksi
dengan ion logam untuk membentuk sabun ataupun garam. Ada beberapa asam lemak yang memiliki berat molekuler rendah dan
biasanya disebut asam volatil. Asam lemak ini dapat berevaporasi pada tekanan
atmosfer. Pada asam volatil, prekursor paling penting ke metana adalah asam
asetik atau asetat.
Produk
fermentasi seperti alkohol seperti etanol atau butanol dapat ditransformasikan
menjadi asam lemak atau asam volatil. Proses fermentasi ini merupakan
penggunaan gula saat proses metabolik bakteri di bawah kondisi anaerobik. Sedangkan
pada protein, bakteri anaerobik dapat dihidrolisis ke bentuk peptida lain. Ada
beberapa protein asam amino bebas yang diproses secara lebih lanjut dapat
membentuk asam volatil.
Asam
volatil dapat diturunkan dari lipid, karbohidrat dan protein. Dalam sel hidup,
jalur biokimia memasukkan ketiga kelas tersebut secara langsung dan sangat
terkoordinasi dan cukup efisien dari kehilangan energi pada proses reaksi
ketiganya.
Bakteri
fakultatif anaerob dapat melakukan proses metabolik dengan kehadiran oksigen
terlarut atau hampir tiadanya oksigen. Proses yang dapat dilakukan misalnya
fermentasi campuran beberapa asam. Sebagai contoh spesies dengan genus Enterobacter
dapat memproduksi asam, aldehid, alkohol, karbon dioksida dan hidrogen dari
monosakarida sederhana yakni glukosa.
Sedangkan
bakteri anaerob tidak dapat melakukan proses metabolik di lingkungan dengan
oksigen terlarut. Bakteri ini dapat dibagi menjadi dua grup yaitu bakteri yang
tidak bisa melakukan metabolisme ketika ada oksigen terlarut namun masih bisa
bertahan hidup pada kondisi oksigen yang paling sedikit dan bakteri yang
intoleran terhadap jumlah oksigen berapa pun di lingkungannya. Beberapa bakteri
anaerob merupakan produser asam kuat dan yang lainnya mampu mengurangi senyawa
sulfat menjadi senyawa hidrogen sulfida. Dalam pengolahan limbah, bakteri
fakultatif ananerob dan anaerob mampu menyelesaikan proses hidrolisis dari
substrat organik yang cukup kompleks.
Bakteri
metanogenik dapat mengkonversi produk fermentasi seperti asam format dan asetat
ke produk gas seperti CO2, H2, dan CH4 yang
dapat berdifusi ke lingkungan aerobik (atmosfer). Bakteri ini menempati tempat
khusus dalam lingkungan mikroba karena mereka sendiri dapat memproduksi
hidrokarbon (CH4) sebagai
produk metabolik mereka yang banyak. Dinding sel dari bakteri ini tidak
keras, karakteristik ini yang membedakan kelompok bakteri ini dengan kelompok
eubakteria. Ada 5 substrat yang dapat dikonversi oleh baketri ini menjadi gas
metana yaitu asetat, format, metanol, karbondioksida dan metilamin.
Bakteri
anaerob pada umumnya terdapat pada tanah ataupun pada saluran usus. Pada usus
inilah bakteri tersebut dapat berkembang dengan baik. Beberapa ananerob seperti
bakteri anaerobik sakarolitik atau pemecah gula dapat memecah polisakarida
menjadi monosakarida. Jumlah bakteri ini pada digester berkisar antara 107
hingga 108 sel/ml. Ada pula bakteri anaerobik selulolitik yang
menghidrolisis selulosa dan hemiselulosa menjadi monosakarida. Jumlah bakteri
ini pada digester berkisar antara 104 hingga 105 sel/ml.
Bakteri
anaerobik proteolitik dapat menghidrolisis polimer asam amino kompleks,
protein, atau polipeptida menjadi asam amino sederhana. Jumlah bakteri ini pada
digester berkisar antara 105 hingga 106 sel/ml. Bakteri
anaerobik lipolitik dapat menghidrolisis lemak, minyak, dan lilin jenuh atau
tak jenuh menjadi asam lemak dan asam lemak volatil. Jumlah bakteri ini pada
digester berkisar antara 104 hingga 105 sel/ml. Pada
perbedaan aktivitas biokimia, beberapa spesies pada genus yang sama dapat
menghidrolisis lebih dari satu grup substrat. Bakteri metanogenik dapat juga
ditemukan di digester dengan jumlah antara 104 hingga 108
sel/ml.
Proses
pengolahan anaerobik menggunakan digester untuk mengubah molekul organik
kompleks ke metana mempunyai banyak variasi. Salah satunya yang sederhana
adalah melalui dua tahap sederhana yaitu : hidrolisis ataupun pembentukan asam
volatil serta pembentukan metana. Yang lainnya berada dalam pembagian tiga
tahap dengan hidrolisis polimer organik memisahkan langkah pertama.
Selain
itu beberapa mikrobiologis ada yang membagi ke dalam 6 tahap yaitu langkah
pertama dengan hidrolisis protein, karbohidrat dan lipid. Sedangkan langkah kedua
yaitu fermentasi atau pembentukan asam. Langkah ketiga yaitu hidrolisis
anaerobik dan langkah keempat yaitu oksidasi anaerobik dari asam lemak dan
beberapa asam volatil. Selanjutnya langkah kelima yaitu konversi asetat menjadi
metana dan yang keenam adalah penggabungan hidrogen dan karbondioksida menjadi
metana.
Berbagai
faktor lingkungan dapat mempengaruhi efisiensi pengolahan anaerobik dan
metanogenesis. Di antaranya adalah sebagai berikut :