Jumat, 13 Juli 2012

ALDEHID DAN KETON


            Aldehid dan keton merupakan suatu senyawa organik dengan gugus fungsional karbonil, C=O. Atom karbon pada gugus fungsi karbonil ini masih memiliki sisa dua tangan untuk berikatan dengan atom lain. Apabila salah satu tangan mengikat atom hidrogen, maka gugus fungsi senyawa tersebut adalah aldehid. Sedangkan bila kedua tangannya tidak ada yang mengikat atom hidrogen, maka senyawa tersebut adalah keton. Dalam penamaan IUPAC, senyawa yang termasuk keton akan memiliki akhiran –one dan untuk senyawa aldehid akan memiliki akhiran –al. Dalam percobaan kali ini, dilakukan empat macam uji untuk aldehid dan keton yaitu uji asam kromat, uji iodoform, uji 2,4,DNP,  dan uji tollens.
            Dalam uji asam kromat, prinsip percobaan yang dilakukan adalah menambahkan asam kromat yang akan menyebabkan aldehid teroksidasi menjadi asam karboksilat. Sedangkan pada keton, tidak akan terjadi reaksi oksidasi. 
            Dalam pengujian asam kromat, aldehid akan berubah menjadi warna hijau sedangkan keton akan berubah menjadi warna kekuningan. Dalam percobaan kali ini, ada beberapa hasil yang tidak sesuai dengan literatur dan tidak dapat dilihat bahwa semua senyawa yang bernama aldehid bereaksi menjadi warna kehijauan dan senyawa yang bernama keton menjadi warna kekuningan.

Pada pengujian asetaldehid dengan asam kromat, yang pada awalnya asetaldehid berwarna bening setelah direaksikan dengan asam kromat menghasilkan warna biru kehijau-hijauan. Hal ini menandakan bahwa dari reaksi antara asetaldehid bereaksi dengan asam kromat membentuk keton. Percobaan ini sesuai dengan literatur yang telah kami dapatkan.
Pada pengujian benzaldehid dengan asam kromat  yang pada awalnya reaktan berwarna bening dan kuning, setelah direaksikan dengan asam kromat menghasilkan warna jingga. Hal ini menandakan bahwa dari reaksi antara benzaldehid dengan asam kromat tidak membentuk keton. Percobaan ini tidak sesuai dengan literatur yang telah kami dapatkan. Hal ini mungkin disebabkan kondisi senyawa yang direaksikan kurang bagus sehingga percobaan tidak sesuai dengan literatur, ataupun senyawa yang kami gunakan kehilangan sifat aslinya karena suhu lingkungan tidak mendukung selama disimpan dalam ruang penyimpanan.
Pada pengujian pentanon dengan asam kromat, pada awalnya pentanon berwarna bening setelah direaksikan dengan asam kromat menghasilkan warna jingga. Hal ini menandakan bahwa pentanon dapat bereaksi dengan asam kromat . Percobaan ini sesuai dengan literatur yang telah kami dapatkan yakni perubahan warna dari produk menjadi jingga dari asalnya berwarna bening.
Untuk Larutan B, kami mendapatkan bahwa larutan B awalnya berwarna bening. Dan setelah bereaksi dengan asam kromat berubah warna menjadi biru kehijau-hijauan. Hal ini menandakan bahwa larutan B merupakan senyawa jenis aldehid. Hal ini seperti yang dijelaskan pada literatur yang sudah didapatkan.
            Dalam uji tollens, prinsip percobaan yang dilakukan adalah penambahan ion Ag+ dari Ag(OH)2. Pada aldehid, akan terjadi reaksi yang menyebabkan ikatan atom karbon yang mengikat atom =O dan –H akan mengikat atom O sehingga senyawa Ag(OH)2 akan menjadi Ag yang akan menghasilkan endapan cermin perak. Pada keton reaksi tersebut tidak dapat terjadi karena atom karbon pada keton keduanya tangannya mengikat atom selain H. Dalam percobaan yang dilakukan, penambahan cermin perak memberikan hasil positif untuk semua senyawa yang dinamai aldehid dan  negatif untuk yang dinamai keton. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
  Dalam percobaan yang kami lakukan, asetaldehid dan benzaldehid memberikan reaksi positif dalam pengujian dengan Tollens. Dan untuk pentanon, tidak terjadi reaksi apapun. Hal ini sesuai literatur yang kami dapatkan.
Untuk larutan B, dari uji Tollens menghasilkan hasil uji positif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa larutan B merupakan senyawa aldehid. Sehingga uji Tollens yang kedua ini menguatkan pada uji asam karbonat yang sebelumnya, bahwa senyawa B merupakan suatu senyawa aldehid. 
Dalam pengujian DNP, prinsip percobaan yang dilakukan adalah terjadinya reaksi adisi dan eliminasi pada ikatan rangkap =O pada gugus karbonil. Reaksi ini tidak dilakukan dalam senyawa tersebut. Gugus =O akan disubstitusi oleh  gugus =N-R dari DNP.
Pada uji dengan DNP, asetaldehid maupun benzaldehid tidak terbentuk dua fasa seperti yang ada di literatur. Warna yang dihasilkan dari uji DNP merupakan perpaduan antara bening dan jingga kecoklat-coklatan, sehingga hasil akhir larutan berwarna jingga.
Untuk benzaldehid dan dan aseton menghasilkan warna yang sama juga, yaitu berwarna jingga. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang telah didapatkan.
Hal yang berbeda didapat saat uji DNP dalam larutan B. Hasil yang didapatkan berwarna kuning, didapat antara pereaksi bening dan pereaksi berwarna jingga.

Dalam pengujian larutan B dengan asam kromat didapati hasil bahwa larutan larutan B mirip dengan percobaan yang sama yang dilakukan dengan senyawa aldehid. Pada pengujian Tollens, larutan B memberikan reaksi yang mirip dengan senyawa aldehid lain.  Hal ini menguatkan bahwa senyawa B merupakan suatu senyawa aldehid. Pada uji 2,4-dinitrofenilhidrazin terjadi kegagalan dan tidak sesuai dengan literatur, hal ini dapat disebabkan karena terlalu lamanya reagen 2,4-dinitrofenilhidrazin disimpan pada ruangan terbuka, sehingga sifat aslinya lama kelamaan menghilang. Sehingga, pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin tidak maksimal untuk menguji aldehid dan keton saat praktikum. Sedangkan pada uji tollens, kemungkinan besar senyawa asetaldehid juga telah hilang sifat aslinya karena penyimpanan pada ruangan terbuka dan suhu kamar yang terlalu lama.

Lampiran
Ø  Asam kromat
Physical state and appearance: Liquid.
Odor: Not available.
Taste: Not available.
Molecular Weight: Not applicable.p. 4
Color: Clear Red.
pH (1% soln/water): Acidic.
Boiling Point: The lowest known value is 100°C (212°F) (Water).
Melting Point: Not available.
Critical Temperature: Not available.
Specific Gravity: Weighted average: 1.07 (Water = 1)
Vapor Pressure: The highest known value is 2.3 kPa (@ 20°C) (Water).
Vapor Density: The highest known value is 0.62 (Air = 1) (Water).
Volatility: Not available.
Odor Threshold: Not available.
Water/Oil Dist. Coeff.: Not available.
Ionicity (in Water): Not available.
Dispersion Properties: See solubility in water, diethyl ether.
Solubility: Easily soluble in cold water, hot water. Soluble in diethyl ether.

Ø  NaOH
Physical state and appearance: Solid.
Odor: Odorless.
Taste: Not available.
Molecular Weight: 40 g/mole
Color: White.
pH (1% soln/water): 13.5 [Basic.]p. 4
Boiling Point: 1388°C (2530.4°F)
Melting Point: 323°C (613.4°F)
Critical Temperature: Not available.
Specific Gravity: 2.13 (Water = 1)
Vapor Pressure: Not applicable.
Vapor Density: Not available.
Volatility: Not available.
Odor Threshold: Not available.
Water/Oil Dist. Coeff.: Not available.
Ionicity (in Water): Not available.
Dispersion Properties: See solubility in water.
Solubility: Easily soluble in cold water.

Ø  Amoniak
Physical and Chemical Properties
Physical state (gas, liquid, solid) :  Gas
Vapor pressure at 70 F :  94 psia
Vapor density at 60 F (Air = 1) :  0.62
Evaporation point :  Not Available
Boiling point :  -28  F
Freezing point :  107.9 F
pH :  Not Available
Specific gravity :  Not Available
Oil/water partition coefficient :  Not Available
Solubility (H20) :  Very soluble
Odor threshold :  Not Available
Odor and appearance :  A colorless gas with a pungent odor.

Ø  Asam nitrat
Physical and Chemical Properties
Physical State: Liquid
Appearance: clear to yellow
Odour: strong odour – acrid odour
pH: 1.0 (0.1 M solution)
Vapour Pressure: PARTIAL PRESSURE: 70% (w/w): 0.37-0.4  kPa (2.78-3 mm Hg) at 20 C (3,14); 0.547 kPa (4.1 mm Hg) at 25 C
Vapour Density: 2.17 (air = 1) (calculated).
Evaporation Rate: No information available.
Viscosity: No information available.
Boiling Point: 68% (w/w): 120.5 C (248.9 F)
Freezing/Melting Point: 70% (w/w): -41 C (-42 F)
Decomposition Temperature: No information available.
Solubility: Soluble in all proportions.
Specific Gravity/Density: 68% (w/w): 1.41 g/cm3, 70% (w/w): 1.42 g/cm3
Molecular Formula: HNO3
Molecular Weight: 63.0119

Ø  Iodin
Physical state and appearance: Solid.
Odor: Sharp Characteristic. (Strong.)
Taste: Not available.
Molecular Weight: 253.81 g/mole
Color: Purple solid with metalic luster. (Dark.)
pH (1% soln/water): Not available.
Boiling Point: 184.4°C (363.9°F)
Melting Point: 113.7°C (236.7°F)
Critical Temperature: Not available.
Specific Gravity: 4.93 (Water = 1)
Vapor Pressure: Not applicable.p. 4
Vapor Density: Not available.
Volatility: Not available.
Odor Threshold: Not availabe
Water/Oil Dist. Coeff.: The product is more soluble in oil; log(oil/water) = 2.5
Ionicity (in Water): Not available.
Dispersion Properties: See solubility in water, methanol, diethyl ether.
Solubility: Easily soluble in diethyl ether. Soluble in methanol. Very slightly soluble in cold water, hot water.

1 komentar: